Proses penghitungan suara pada 311 TPS di Kota Pangkalpinang sudah berlangsung. Pasangan Maulan Aklil – Masagus Hakim (Molen dan Hakim) belum diketahui akan memenangkan suara mayoritas dari total pemilih atau tidak. Namun keyakinan memenangkan Pilkada Kota Pangkalpinang, dipastikan kedua pasangan ini. Dengam meraih suara mayoritas dari 164.330 pemilih yang akan berpartisipasi di TPS.
Farizandy (Daniel Wartawan) seputarbabel(dot)com, Pangkalpinang
Rabu (27/11/2024) pagi sekitar pukul 09.30 WIB, Hakim datang ke Posko Pemenangan Molen – Hakim di kediaman Molen yakni Perumahan Greenland, Selindung. Ternyata kedatangan Hakim ini hanya ingin mengantar Molen ke TPS, hanya saja menurut Molen dirinya tidak perlu ikut.
Ditemui siang menjelang sore, Hakim mengatakan jika jabatan bukan hanya pengabdian melainkan beban yang diamanatkan. Sehinga harus dapat dipertanggungjawabkan, baik itu di dunia mau pun di akhirat. “Jabatan itu bukan pengambdian tapi beban, kedua itu royal kepada Walikota kita hanya Wakil Walikota,” jelas Hakim.
Ternyata belakangan diketahui jika Hakim belum menggunakan suaranya, ketika pagi tadi menemui Molen. Pria dengan gelar Doktor Lingkungan yang juga dokter ini baru datang ke TPS 08 Kacang Pedang sekitar pukul 11.30 WIB. Ia bersama Tarmila Wardini, istrinya beserta 2 orang anaknya menggunakan batik seragam saat ke TPS.
Hakim juga memastikan punya niatan, setelah 100 hari sejak Molen – Hakim dilantik, bila nantinya terpilih. Langkah awal yang dilakukan dengan mencari data valid terkait fakir miskin. “Yang pasti fakir miskin, karena itu akan menjadi pertanggungjawaban kami sebagai kepala daerah,” katanya.
Kemudian, mencari infrastuktur publik yang dalam 100 hari bisa dibenahi agar ketidak nyamanan masyarakat berkurang. Kemudian merangkul semua penyelenggara pemerintah, para ASN akan ia ajak untuk dapat bekerja sama. Kembali ia mengatakan, jika semua itu dilakukan dengan berkoordinasi ke Wako atau Walikota.
“Yang pasti semua yang saya lakukan itu tetap berkoordinasi dengan Walikota. Kenapa saya ngambil masyarakat miskin, karena yang lebih kompleks seperti pengangguran itu akan dilakukan Walikota karena butuh investasi dan sebagainya,” ungkap pria dengan 4 orang anak ini.
Hakim pun tidak lupa menceritakan jika ini adalah kali pertama ia beserta keluarga memilih di Pangkalpinang. Bahkan selama kampanye, bertemu langsung dengan masyarakat membuat dirinya cukup betah di Kota Beribu Senyuman ini. “Sangat berkesan karena panitianya sangat ramah dan juga masyarakat sangat tertib,” sambungnya.
Tidak sampai disitu, Pangkalpinang sebagai ibu Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dirasakan Hakim cukup heterogen. Masyarakat di Pangkalpinang dipastikan Hakim baik, ramah dan tertib serta sangat menerima keberagaman.
“Sehingga selama kampanye saya tidak mendapati cara – cara intimidasi yang dilakukan masyarakat lokal. Dalam (beberapa) diskusi (mereka) menerima terhadap kami yang dianggap pendatang, karena ini Ibu Kota Provinsi dari keberagaman ini ternyata tercipta kebersamaan yang cukup baik,” papar Hakim.