Revisi RKAB 2020, Penjualan Stok Smelter 2018 Sudah Ekspor Sejak Juli

Pangkalpinang, seputarbabel.com – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) punya potensi cadangan timah hasil produksi smelter perusahaan pertambangan. Cadangan berbentuk balok ini, ketika perekomian Babel turun akibat pandemi Covid-19 ‘Ditemukan’ Gubernur Babel Erzaldi Rosman. Kemudian dengan relaksasi (kelonggaran aturan) pertimahan, didorong agar mampu menggerakan perekonomian. Sudah sejak Juli 2020 melakukan transaksi ekspor langsung dari Pangkalbalam.

Selain meningkatnya nilai ekspor, dua sektor yakni perdagangan dan industri di Babel akan menggerakan ekonomi. Potensi komoditi ekspor ini, kemudian belakangan dikenal dengan stok 2018. Masuk dalam produksi revisi RKAB 2020, dari 4 perusahaan pemilik IUP di Babel. “Jadi revisi RKAB 2020 ini merupakan stok dari relaksasi pertimahan yang didorong pak Gubernur,” ujar Plt Kepala ESDM Babel, Amir Syahbana.

Kini setidaknya dari nilai ekspor tadi, bisa dijadikan indikator juga upaya relaksasi pertimahan di era pandemi covid-19 membuat ekonomi Babel tumbuh. Ia Walau menurur Amir belum ada data resmi dari Bank Indonesia terkait pertumbuhan ekonomi Babel yang minus saat pandemi Covid-19. “Ini stok 2018, dimana regulasi saat itu memang belum ada CPI,” sambungnya.

Jika mengacu revisi RKAB 2020 rencana volume produksi dan penjualnya dari 4 perusahaan tambang pemilik stok 2018 memang 2420,71 metrik ton (MT). 923,26 MT milik PT Bukit Timah, 352 MT dari PT Prima Timah Utama (PTU), 508,45 MT punya PT Babel Inti Perkasa (BIP) dan Rajawali Rimba perkasa, 636 MT. “Selisi dari produksi dan penjualan itulah stok yang ada, totalnya tidak sampai 1500 ton (MT),” sambung Amir.

Ia menambahkan jika sejak Juli 2020 hasil relaksasi Gubernur ini membuat nilai ekspor timah tidak. US$ 872.400 nilai ekspor dari 50 MT milik Bukit Timah dan US$ 1,75 juta dark 100 MT, PT BIP dari hasil penjualan TINPB100 dan TINPB 200. Agustus 2020, US$ 5.195.618,67 dari penjualan 294,89 MT stok PT BIP dan Rp 26, 32 miliar dari 99,74 ton milik PT PTU.

Baru pada bulan September 2020 4 perusahaan pemilik revisi RKAB 2020, perusahaan pertambangan timah di Babel seluruhnya melakukan transaksi. Dengan nilai US$ 4,05 juta dari 224,64 MT milik Bukit Timah, US$ 1.097.844,33 dengan total 60,09 MT punya PT BIP, Rp 32,60 miliar berasal dari 125 MT stok Rajawali Rimba Perkasa dan Rp 26,27 miliar nilai 100 MT barang PTU.

Meningkatkan nilai ekspor memang satu diantara berbagai indikator pendorong perekonomian di Babel. Ini dibenarkan Gubernur Babel Erzaldi Rosman, nilai ekspor dan investasi memang perlu didorong agar ekonomi akibat pandemi kembali pulih. “Investasi, memfasilitasi agar infrastruktur penunjang komoditi ekspor dari Bangka Belitung,” jelas Erzaldi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *