Belitung, seputarbabel.com – Imbas kasus Korupsi Tata Niaga Timah di Provinsi Kepualauan Bangka Belitung berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Belitung.
Sektor pariwisata yang digadang-gadang sebagai lokomotif perekonomian Belitung yang bekerlanjutan, kini tidak berjalan, bahkan dari kondisi itu, turut dirasakan oleh masyarakat Belitung.
Meskipun masih ada sektor lain yang masih berjalan, seperti perikanan. Akan tetapi dampak Timah dan tidak berjalanya sektor pariwisata Belitung membuat transaksi di pasaran melemah.
Saat dimintai tanggapan mengenai kondisi ekonomi Belitung yang sedang melemah, Pj Bupati Belitung, Yuspian menjelaskan, fenomena pertimahan yang sedang terjadi sekarang pasti ada dampaknya.
Akan tetapi ekonomi Belitung tidak semata-mata dari timah, masih ada sektor-sektor lain, seperti pengguna jasa, pariwisata dan perikanan.
“Berdasarkan angka-angka yang ada di Pemerintah, sektor timah tidak segnifikan. Berbeda halnya dengan keadaan di Kabupaten Belitung Timur (Beltim)” terangnya.
Hanya saja karena Belitung dan Beltim berada dalam satu pulau yang sama, sehingga pengaruhnya juga berimbas pada Kabupaten Belitung.
“Akan tetapi, tidak perlu adanya kekahwatiran, meski ekonomi melemah, pasti selalu ada jalan keluar. Biasanya saat kondisi dalam terdesak, lanjut Yuspian menjelaskan. Selalu ada kreatifitas yang muncul, apalagi daerah kita (Belitung) daerah kaya.
“Saya rasa belitung ini sudah tahan uji,” tegasnya.
Menurut dia, saat itu 80 persen hidup tergantung dengan tambang timah, termasuk juga kaulin, waktu itu.
“Sudah pernah pada titik paling dalam, ekonomi kita jatuh karna Timah, kemudian kita bangkit lagi,’’ ujarnya.
Jadi lanjut dia, mungkin ini sudah saatnya, karena bukan yang pertama kali terjadi di daerah kita. Soal Timah itu, tadinya kita bergandung disitu dan tiba-tiba hilang, kami yakin untuk Belitung, bisa melihat peluang peluang lain yang positif dalam meningkatkan kebutuhan ekonomi.
Terlebih lagi Pemerintah sedang melakukan evaluasi untuk Tata Niaga Timah yang legal, untuk mencari jalan keluar dari kondisi keterpurukan sekarang. “Hanya saja, kita tidak perlu menunggu itu,” ucap dia.
Yuspian mengakui untuk beralih dengan memanfaatkan sektor lain tidak mudah bagi masyarakat tambang, ditambah penghasilan setiap harinya cukup besar. Merubah kebiasaan bekerja di pertimahan ke sektor lain butuh waktu.
‘’Tapi biasanya manusia itu memang punya kemampuan adaptasi. Kita daerah kaya, laut agik luas, lahan pun masih ada untuk dikelola. Jangan pernah khawatir, yang penting kita selalu berinovasi,’’ ujarnya seraya mengatakan, masyarakat tidak perlu khwatir, kondisi ini bukan yang pertama kalinya terjadi.