PANGKALPINANG – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Dr. H. Erzaldi Rosman, SE., MM memimpin acara pertemuan dengan tim percepatan resi gudang, bank dan petani yang diselenggarakan di Ruang Tanjung Pendam Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (7/11/2017).
Pertemuan ini, merupakan koordinasi tim percepatan sistem resi gudang (SRG), bank dan petani dalam pemantapan pelaksanaan sistem resi gudang yang akan segera di launching oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel dalam waktu dekat ini.
Gubernur dalam arahannya meminta tim percepatan SRG untuk melakukan langkah-langkah cepat dan tepat dalam pelaksanaannya, sehingga resi gudang yang telah diprogramkan Pemprov Babel berjalan dengan baik dan lancar.
Selain itu, Erzaldi mengatakan, perlunya pengetahuan bagi para petani lada mulai dari penanaman bibit hingga panen dan proses pencucian ladanya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, sehingga hasil lada yang dihasilkan berkualitas tinggi.
“Persiapan percepatan sistem resi gudang telah berjalan 75 %,“ ungkap Gubernur pada saat wawancara dengan awak media.
Gubernur berharap kepada stakeholder, pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk memberikan kontribusinya dalam membangun kepercayaan untuk kejayaan lada Babel, sehingga berimbas kepada peningkatan kehidupan para petani lada yang ada di Babel.
Ditambahkannya, terkait dengan mata rantai penjualan lada, Erzaldi menjelaskan, perlunya peran pemerintah dalam mempersingkat penjualan lada dari petani ke pada penjual (buyer).
“Pemerintah memiliki peran untuk mempercepat dan mempersingkat mata rantai perdagangan lada dari petani kepada penjual (buyer),“ kata Erzaldi Rosman.
Erzaldi menambahkan, peran pemerintah dalam hal sistem resi gudang bukan sebagai penentu naik turunnya harga lada, namun sebagai fasilitasi antara petani lada dengan penjual dan memberikan keuntungan bagi petani lada.
Kemudian, berkaitan dengan hasil yang telah dilakukan oleh Vietnam dan negara lain, Erzaldi membandingkan produksi lada yang di tanam di Vietnam dengan luas area tanam sama, namun hasil panen yang diterima lebih banyak.
“Mengapa di Vietnam hasil lada yang di produksi dari 1 hektar lahan dapat menghasilkan 3,5 ton, sedangkan dengan wilayah dan tanaman yang sama hanya menghasilkan 300 kg?,” ujar Erzaldi.
Berdasarkan laporan yang disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Babel, Yuliswan, tim percepatan SRG telah melakukan koordinasi ke daerah-daerah petani lada, sehingga ke depan para petani lada dapat saling bersinergi dalam pelaksananaan resi gudang.
“Untuk kegiatan resi gudang harus melakukan kerjasama, karena diharapkan dengan adanya kerjasama resi gudang terselenggara dengan baik,” terang Yuliswan.
Selain itu, Yuliswan mengatakan, pelaksanaan resi gudang yang digunakan, ditinjau oleh pengawasan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dan dilengkapi dengan fasilitas pengawas seperti CCTV, jaringan internet, pusat registrasi (pusreg).
Sementara itu, Yuliana selaku tim percepatan pelaksanaan SRG Bidang Pemasaran mengatakan, tren market lada saat ini cenderung turun, akibat dari negara penghasil lada berlomba -lomba untuk menanam lada, sehingga produksi lada banyak dipasaran.
Yuliana berharap, dengan SRG dapat meningkatkan perbaikan perdagangan lada yang ada di Babel, dan diharapkan kualitas hasil lada yang di produksi petani menjadi lebih baik.
Selain Gubernur, pertemuan ini, dihadiri Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Babel, Yuliswan, Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Sumini Tuliastuti, Tim Percepatan SRG, Pejabat dari perwakilan bank, Penyuluh Pertanian Lapangan, dan unsur terkait lainnya.