Pangkalpinang-Unjuk rasa atau demo adalah kampaye termurah dalam menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak yang mengatasnamakan orang banyak.
Hal ini dibuktikan oleh sekelompok nelayan dari kabupaten Bangka selatan yang rela tidur di trotoar jalan dan makan hanya nasi,lauk mie goreng dan kerupuk. Selasa(6/10) didepan kantor PT. Timah
Sekelompok nelayan asal kabupaten Bangka Selatan sudah dua hari melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Polda Babel dan kantor PT. Timah. Memintak untuk menghentikan pertambangan laut di kampung mereka.
Koordinator aksi Jony Zuhri menegaskan kami akan melakukan aksi sampai hari kamis nanti dan juga kami akan menginap di Pangkalpinang sampai aspirasi kami didengarkan
“Kami akan tidur ditrotoar dan akan masak disini juga sampai perjuangan kami di tanggapi oleh Direktur PT. Timah,” sebutnya
Jony Zuhri juga meminta kepada pihak berwajib agar segera menghentikan aktifitas tambang laut di Bangka selatan karena tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dan dapat merusak laut sehingga membuat penghasilan nelayan berkurang.
” kami minta kepada PT. Timah agar segera mencaput izin 4 perusahaan yang menambang dilaut kami karena telah melanggar aturan yang berlaku,” tegasnya
Sementara itu kepala bidang komunikasi PT. Timah menyebutkan aksi seperti ini tidak dilarang oleh negara begitu juga PT. Timah. Silahkan jika ingin menyampaikan aspirasinya.
“Kami tidak melarang orang atau sekelompok masyarakat untuk menyampaikan aspirasi karena ada regulasinya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian khususnya Polda Babel yang telah menjaga keamanan sehingga kondisi kondusif dan penyampaian aspirasi pun berjalan lancar,” jelas Anggi Sihahaan kepada awak media
Ia juga menegaskan dengan adanya masukan seperti ini akan memberi dampak positif dan akan menata kembali seperti apa kebijakan nantinya
“Semau aspirasi yang masuk akan kami sampaikan kepada pimpinan dan akan menata ulang agar dimasyarakat kondusif,”pungkasnya