Budaya Bangka, Tradisi Nganggung  

 

Seputarbabel.com – budaya bangka, tradisi nganggung, warnai lebaran maulid nabi dibangka : Momentum Maulid Nabi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal tepat jatuhnya tanggal 12 desember 2016 , telah menjadi tradisi di beberapa desa atau kampung di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka-Belitung (Babel).Hampir sama dengan momentum lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha, perayaan Maulid Nabi diisi dengan saling kunjung antarkeluarga, kerabat, teman dan kerabat ke rumah masing-masing di kampung yang merayakannya.

Masyarakat berduyun-duyun sejak pagi biasanya pukul 07.30 WIB dengan membawa dulang berisi makanan ditutup tudung saji berwarna merah maupun hijau yang dijunjung diatas kepala menuju ke masjid yang disebut masyarakat bangka [ nganggung ]. Nah, di dalam tudung saji atau dulang inilah terdapat makanan-makanan khas Bangka yang akan dinikmati bersama, tradisi nganggung, warnai lebaran maulid nabi dibangka.

Satu bedulang berisi sekitar 6 jenis lauk pauk, lengkap dengan nasi merah, buah dan jus. Lauk pauknya pun dijamin menggugah selera. Bayangkan saja ada tumis rebung, tumis keladi, lalapan, lempah kuning ikan kakap, ikan jebung bakar, lempah kulat pelawan, dan sambel belacan di dalam satu nampan. Semua itu merupakan hasil bumi asli Bangka. Sehingga, Anda tak bisa semudah itu menemukan menu ini di tempat lain. Ditambah lagi, semua menu memiliki bumbu dan rempah yang kuat dan pastinya lezat. Untuk buah-buahannya tergantung musim apa pohon yang sedang berbuah. Sedangkan jusnya, biasanya jus madu yang memang jadi ciri khas masyarakat Bangka.

Khususnya di Kabupaten Bangka, upaya serius dari pemerintah daerah untuk melestarikan tradisi ini tertuang dalam Perda, yang disebut kegiatan Sepintu Sedulang, nama sepintu sedulang merupakan ciri khas slogan kabupaten bangka, tradisi nganggung, warnai lebaran maulid nabi dibangka.

 

Hiruk pikuk masyarakat juga mulai menggeliat dengan segala aktivitasnya, mulai dari menyiapkan makanan berat seperti ketupat, lepat, kue dan panganan lain layaknya lebaran, untuk disajikan kepada para tetamu, gambaran itulah yang terjadi di Desa Kemuja, di Desa Kayu Besi dan Desa Zed Kecamatan Mendo Barat, Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang dan Tanjung Ratu Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka, dan Desa Kota Kapur esok perayaan maulid dibangka, desa wajib dikunjungi.

 

Momentum Maulid Nabi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal, telah mentradisi di beberapa desa atau kampung di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka-Belitung (Babel), masyarakat bangka sudah berduyun-duyun ke masjid dengan membawa dulang dengan ciri khas tutup nya bewarna merah yaitu tudung saji, masyarakat bangka menyebutnya tradisi ” NGANGGUNG BANGKA “.  Dulang berisi makanan ini sudah menjadi tradisi masyarakat di Bangka dengan budaya nganggung. Saat tiba di Masjid masyarakat berdatangan dengan membawa dulang berisi makanan, kegiatan ini menunjukan semangat gotong-royong masyarakat di Kabupaten Bangka dengan tradisinya nganggung dan adat Sepintu Sedulangnya, esok perayaan maulid dibangka, desa wajib dikunjungi.

Kegiatan Maulid Nabi di ” di Desa Kemuja, di Desa Kayu Besi dan Desa Zed Kecamatan Mendo Barat, Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang dan Tanjung Ratu Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka dan desa kota kapur ”  ini sudah menjadi tradisi setiap tahun yang dilakukan masyarakat di sini, serta kegiatan ini dilakukan untuk mensyiarkan Agama Islam dan juga menjadi tali silaturahmi antarmasyarakat yang datang ke sini, esok perayaan maulid dibangka, desa wajib dikunjungi. (net)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *