Anak Kolong Kini Jadi Gubernur, Ini Pidato Hidayat Arsani Pasca Penetapan

"Inspirasi Hingga Sampai Mati"

Sebuah motivasi bagi seluruh anak negeri, dari Gubernur Babel terpilih Hidayat Arsani disampaikan pada pidato pertama, pasca ditetapkan. Acara penutup Rapat Pleno Terbuka KPU Babel, di Safran Hotel, Senin (25/02/2025), adalah pidato Gubernur terpilih pertama pasca penetapan.

Gubernur Babel Hidayat Arsani dan istri Ni Komang Widari, usai Pleno Terbuka Penetapan Paslon Terpilih, Senin (25/2/2025) sore.

Bukan Dayat, jika memberikan sambutan tidak penuh makna dan mengarah. Berikut setidaknya beberapa poin penting yang disampaikan Dayat sebagai Gubernur Babel terpilih. Bukan cuman bicara soal menjadi inspirasi, untuk Pj Gubernur Babel Sugito, Ia akan ingat jasanya sampai tutup usia.

Ia pun meminta kepada generasi penerus, agar jangan pernah takut memiliki keingin ‘setinggi langit’. Selama tetap berupaya dengan ikhtiar, doa dan sabar, malam takdir baik akan ditetapkan. “Siapa sangka anak kolong (danau) jadi Gubernur. Anak yang susah, anak yang gak tahu orang tua (kandung) dan sampai hari ini pun tidak tahu lahir di mana. Saya harap bisa jad contoh teladan,” ungkap Dayat.

Dengan ciri khasnya, pria yang akrab disapa Panglima Dayat ini, terus memberikan tawa dan pesan. Karena saat memberi sambutan di mana pun, Ia akan selalu terus terang dan terbuka alias blak-blakang. Beberapa nama pasti akan disebut Dayat dalam memberi sambutan dan wawancara, untuk memberi pujian atau menyindir.

Ia membuka dengan pantun “ikan lele” dan menyapa tamu undangan. Kemudian, cerita pembuka sambutan sekita 10 menit ini yakni soal suasa lokasi acara. Saat pleno KPU Babel sebelumnya, situasi yang tegang dan dirasa laksana neraka kini jauh berbeda. “Sebelumnya ruangan ini sangat seram sekali, semua saling pandang sebagai lawan dan musuh. Hari ini semua kita bersatu tidak ada lagi musuh. Mari semua partai kita bergabung kita bangun Bangka Belitung lebih baik,” paparnya.

Dayat juga meminta agar pasangan 01, saat ini tidak lagi menganggap 02 adalah lawan. Selain meminta agar mereka akur, sebagai patriot demokrasi namun Ia mengatakan “jangan dendam dan jangan ada dusta diantara kita”, lalu menyapa Ketua Bawaslu EM Osykar. “Ya Bawaslu ya?, hidup ini (harus) banyak sabar, bersyukur. Yang salah kita perbaiki, yang benar Insyaallah husnul khotimah,” ini harusnya pidato penutup.

Namun, sepertinya ketika melihat Pj Gubernur Babel Sugito, ia teringat sesuai dan batal menutup. Ia mengucapkan terima kasih atas baktinya sebagai Pj Gubernur untuk untuk Negeri Serumpun Sebalai. “Luar biasa pak Pj ini wasit yang netral, wasit yang tidak masuk angin, tetap menjalankan dengan Sirotol Mustaqim. Akan saya ingat sampai mati pun, ini lah Pj terbaik di Bangka Belitung,” tutup Dayat.

Sebagai Gubernur Babel, suami Ni Komang Widari ini pun mengingatkan wartawan agar menjadi fungsi kotrol atas dirinya. Sehingga jika memang ada kesalahan yang dilakukan Gubernur Babel ke depan, tidak perlu ditutupi. “Walau pun diterpa ombak terus jalan, hari ini saya sudah sampai di Pelabuhan terbaik. Kedepan kita sama – sama jangan ada musuh lagi,” ucapnya kepada Forkompinda.

Hidayat dan Ni Komang Widari, sebelum ke acara ini memang baru tiba dari Jakarta keduanya ke Jakarta bertolak dari Belitung. Dayat mengaku saat menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK), selain sedikit stres juga sangat cemas. Apalagi banyak rumor beredar soal MK. Tapi kini, ia yakin jika MK profesional dalam memutuskan. “Kepada semua masyarakat, terimakasih banyak semoga dalam perjalanan 5 tahun ke depan kita sehat selalu,” aku Dayat.

Sebelumnya, dari pantauan di pintu kedatangan Bandara Depati Amir, terlihat Dayat didampingi sang istri sejak turun dari pesawat. Tangis haru dan bahagia tergambar di sini, kemudian setelah disambut para pendukungnya tadi. Tiba kediaman, dari sini Dayat dan istri serta anak – anaknya menuju Safran Hotel.

Tiba di lokasi diantara tim, kolega, ‘orang lingkar’ dan keluarga besar Hidayat Arsani. Ada 2 orang yang tentu saja menjadi daya tarik, pertama adalah Agus Hendrayadi, Tim Advokasi DPD I Partai Golkar Babel dan Harry Ardianto. Jika Agus, dikaitkan dengan cerita PHPU Pilkada, kini telah berlalu. Sementara Harry, adalah Caketum Tunggal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Babel yang sedang berkampanye.

Kebetulan, ketika akan mengambil foto penyerahan hasil penetapan pasangan terpilih. Media ini sedang berada dekat dengan kursi Dayat dan istri. Diketaui jika pantun “ikan lele” adalah usulan Ni Komang Widari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *