Sejarah Pembentukan Kabupaten Belitung Timur

Sejarah Pembentukan Kabupaten Belitung Timur

Kabupaten Belitung Timur Propinsi Kepulauan Bangka-Belitung yang populer sebutan masyarakat setempat dengan singkatan Kabupaten Beltim merupakan daerah otonomi Tingkat II Kabupaten yang baru terbentuk. Kabupaten Belitung Timur terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari 2003, bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Barat di wilayah Propinsi ke-31 di Indonesia, Propinsi Kepulauan Bangka-Belitung atau disingkat Babel.

Pejabat Bupati Belitung Timur yang pertama adalah Bapak Asri Matsum, S.Sos dari kalangan birokrasi setempat yang dilantik oleh Gubernur atas nama Mendagri di Pangkalpinang pada tanggal 24 Mei 2003. Pejabat Bupati pertama ini meletakkan dasar-dasar Pemerintahan di daerah pemekaran ini hingga tanggal 6 januari 2005. Dengan alasan politis untuk mengikuti Pilkada I Belitung Timur, maka Asri Matsum, S.Sos melepaskan jabatannya dan digantikan oleh Drs. H. Usman Saleh, MM sebagai Pejabat Bupati kedua di Belitung Timur.
Pejabat Bupati kedua Drs. H. Usman Saleh, MM melaksanakan tugasnya hingga tanggal 3 Agustus 2005 bersamaan dengan dilantiknya pasangan Ir. Basuki Tjahaja Pusnama, MM (dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru/PIB) dan Khairul Efendi, B.Sc (dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan/PNBK) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Drs. H. Usman Saleh, MM berasal dari pejabat birokrasi senior di Propinsi Babel yang dengan kemampuan dan pengalamannya menata pemerintahan mampu meneruskan program pemerintah yang telah baik pada masa kepemimpinan Penjabat Bupati petama, hingga terpilih dan dilantiknya Bupati definitif untuk periode 2005 – 2010.
Ir. Basuki Tjahaja Pusnama, MM yang lebih dikenal masyarakat dengan nama kecil Ahok adalah putra kelahiran daerah setempat, berdomosili di Kecamatan Gantung, mendapat kepercayaan masyarakat memenangkan Pilkada yang dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2005 dengan perolehan suara 37,13 % dari 5 pasangan calon yang mengikuti Pilkada I Belitung Timur. Keberhasilan/kemenangan pasangan Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM dan Khairul Efendi, Bsc dalam Pilkada tersebut cukup menarik dan seakan kurang diprediksikan sebelumnya oleh para politisi lokal lainnya. Selain memgingat kedua tokoh ini berlatar belakang pengusaha dan tergolong masih berusia muda, mereka juga tergolong baru terjun dalam kancah politik praktis menjelang Pemilu Legislatif tahun 2004 dan membawa mereka berdua menjadi anggota DPRD Belitung Timur terpilih Periode 2004-2009 dari partai politik yang berbeda. Selain itu, Ir Basuki merupakan tokoh muda dari etnik keturunan Tionghoa yang memang berasal dari keluarga yang dekat dan berbaur dengan masyarakat. Baik dirinya maupun orang tuanya (Pak Kim Nam) yang sudah wafat. Selain tergolong mampu secara ekonomi, keluarga Kim Nam juga sangat memperhatikan pendidikan putra-putrinya. Tidak heran jika keluarga kandung Ir Basuki rata-rata meraih pendidikan pada jenjang S-1 dan S-2. Mereka juga sangat peduli terhadap kondisi sosial daerah dan kampung halamannya, sehingga seperti juga etnik keturunan lainnya di Belitung Timur, pembauran dan interaksi dengan masyarakat setempat berjalan dengan baik dan harmonis. Bahkan bahasa sehari-hari etnik keturunan juga diterima dan dipergunakan sebagian masyarakat, khususnya pergaulan di pasar lokal.
Visi-misi pasangan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM dan Khairul Efendi mulai dilaksanakan sejak awal pemerintahannya. Mulai dari kesederhanaan sebagai Kepala Daerah, penghematan anggaran dan efektivitas – kualitas aparatur daerah, hingga melaksanakan program pelayanan sosial, kesehatan dan pendidikan gratis dari masyarakat dari tingkat pendidikan Dasar hingga SLTA sudah mulai dianggarkan pada APBD 2006. Pada tahun 2006 ini Pemerintah daerah akan memberikan jaminan Pemeliharaan Kesehatan sebanyak 50.000 warganya melalui kerjasama dengan PT. ASKES (Persero) yang perjanjian Kerjasamanya telah ditandatangani pada tanggal 14 Februari 2006 lalu dan mulai berlaku 1 Maret 2006.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *