Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dr Adi Sucipto Sp.B. Selain mengingatkan tenaga medis dan Rumah Sakit di Babel untuk menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Protokol Penanganan Covid-19. Saat memberikan pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit, tempat praktek dan saat berada di luar keduanya.
Ia pun mendorong agar tenaga medis yang sudah beresiko atau pernah kontak dengan pasien terpapar, minimal rutin melakukan rapid test berkala. Lebih bagus lagi, bisa dilakukan Uji Swab dengan metode PCR. Sehingga ia pun berkomentar soal niat baik dari PT Timah bisa menalangi pendanaan bagi uji Swab tim medis tadi.
“Petugas medis harus discrenning, minimal dengan rapid test, lebih baik lagi dengan tes PCR. IDI sudah mengirimkan surat ke Laboratorium RSBT untuk memberikan diskon bagi tenaga medis. Kita mengapresiasi ada upaya dari PT Timah yang akan memberikan tes swab gratis bagi tenaga medis nice job banget ini,” papar Adi.
Ia menyebutkan, hingga saat ini sudah ada empat tenaga medis di Babel yang terkonfirmasi terpapar Covid-19. Dirinya meminta SOP tentang standar pelayanan harus betul-betul dijalankan sehingga dapat meminimalisir potensi terpaparnya tenaga medis sebagai garda terdepan dalam menangani covid-19.
“SOP Pelayanan, SOP Protokol penanganan covid-19 itu harus betul-betul dijalankan, pasien juga harus jujur ketika ditanyai tenaga medis sehigga bisa ditracing, kalau sudah terpapar jangan sampai menambah pasien lainnya. Kejujuran dan keterbukaan untuk pemeriksaan medis itu sangat penting karena ini kan wabah,” katanya, Rabu (10/6/2020).
Dengan meningkatkan jumlah kasus terpapar covid-19, saat ini perlu kerjasama semua pihak untuk memutus mata rantai penyebarannya. Perlu kesadaran dan kedisiplinan untuk melaksanakan protokol kesehatan.
“Ini bukan saatnya untuk saling menyalahkan, tapi harus saling instropkesi dan mencari solusi. Saya berpesan untuk teman-teman UGD dan perawat kita sudah punya protokol dasar, ini tinggal ditambah lagi sesuai kebutuhan misalnya penggunaan APD lengkap. Protokol ini harus dipahami semua pihak mulai dari pimpinan hingga cleaning service,” tambahnya.
Bagi tenaga medis yang tidak memiliki APD lengkap, jangan nekat untuk memberikan pelayanan, tapi rekomendasikan pasien ke fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki APD lengkap. Perang melawan penyebaran covid-19 ini belum berakhir sehingga diperlukan kesiapan.
Kembali diingatkan Adi, rumah sakit tidak boleh menolak pasien dalam keadaan apapun. Jika memang tidak dilengkapi dengan alat yang lengkap, silahkan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Dikesenmpatan itu, memberikan dukungan bagi tenaga medis dalam masa perawatan untuk penyembuhan tetap menjaga imun tubuh, disiplin menerapkan protokol kesehtan dan yang paling penting adalah tekad dan keinginan untuk sembuh.
“Selama masa isolasi dan penyembuhan manfaatkan waktu untuk beristirahat, jaga imun tubuh, yang paling penting itu semangat dari dalam diri harus bisa sembuh, kondisi psikologis juga harus dijaga. Jangan pernah merasa malu ketika terpapar covid-19 ini buka aib, kita harus saling support dan memberikan edukasi agar orang lain tidak terpapar,” tutupnya.