Seputarbabel.com, Bali – Erzaldi Rosman kemukakan gagasannya agar petani dan nelayan sejahtera dalam Rembuk Utama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Kawasan Obyek Wisata Tanah Lot, Kediri, Tabanan. Sebagai Ketua KTNA Babel, ia ikut berpartisipasi aktif, dalam kegiatan KTNA Agro Expo 2024, berlangsung 26 – 29 Juli mendatang.
Erzaldi memaparkan 11 poin gagasan dalam upaya meningkatkan produksi tani dan nelayan agar kesejahteraan mereka terjamin. Agro Expo 2024 yang memfokuskan pada inovasi produk dan teknologi ini sekaligus memperingati Hut KTNA ke 53. Bagi Erzaldi Rembuk Utama KTNA nasional menjadi sarana penting bertukar pikiran, informasi, gagasan dan ide.
Apalagi pameran tersebut menyajikan beragam inovasi produk dan teknologi bidang pertanian, perikanan, koperasi. Sebagai ketua KTNA, Erzardi telah siap dengan 11 gagasan langkah antisipasi berbagai permasalahan petani dan nelayan.
“Tentu kita lebih menitikberatkan dan fokus pada persiapan menghadapi berbagai permasalahan yang bisa mempengaruhi hasil produksi dan kesejahteraan petani. Seperti cuaca ekstrim perubahan iklim, kerusakan lingkungan dan deforestasi. Juga terbatasnya akses terhadap teknologi dan informasi,” terang Erzaldi, Jumat (26/07/2024).
Berbagai kendala akan berdampak pada kesejahteraan akibat penurunan angka produksi hasil tanam, budidaya hingga tangkap mereka. “Masalah kesehatan tanaman dan hama, kurangnya modal dan akses pembiayaan, keterbatasan infrastruktur pertanian,” juga kendala yang harus diatasi, sambung Gubernur Babel periode 2018 – 2023 ini.
“Harga input pertanian yang tidak stabil, alokasi pupuk subsidi yang semakin dikurangi pemerintah, pembangunan pertanian yang terbatas, pendidikan dan pelatihan petani yang terbatas, dan terakhir masalah pengelolaan sumber daya alam dan upaya penanggulangan lingkungan,” sambung pemilik tagline Bang ER ini.
Kesejahteraan nelayan dan petani jadi konsentrasi Erzaldi ketika menjadi Gubernur. Program – program untuk mendukung kesejahteraan nelayan dan petani tak pernah dikesampingkan. Ia pun berharap itu semua dapat menjadi tonggak merubah wajah Babel di masa depan. Sehingga Babel tidak dikenal dengan komoditas timah-nya saja, tapi produksi pertanian dan perikanan juga.