Sukirno Akui Anaknya Pelapor TMS Rato–Ramadian,

Orang tua Ghezy, Sukirno alias Bungol,

Sungailiat, Seputarbabel.com – Tokoh masyarakat Bangka, Sukirno, akhirnya angkat bicara soal sosok pelapor yang memicu kehebohan terkait penetapan status Tidak Memenuhi Syarat (TMS) terhadap pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Bangka, Rato Rusdiyanto–Ramadian, dalam Pilkada Ulang 2025.

Pria yang akrab disapa Bungol ini secara blak-blakan mengakui bahwa pelapor ke KPU Bangka adalah anak kandungnya sendiri, Ghezy Muhamad Nesta.

“Betul, itu anak saya. Namanya Ghezi Muhamad Nesta, S.M. Ia tidak dilahirkan untuk jadi pengecut, tapi pemberani. Dia kritis karena merasa ada hal yang harus dibuka ke publik,” ujar Bungol saat ditemui wartawan di Warkop Gen-Z Sungailiat, Senin (28/7/2025).

Meski demikian, Sukirno menegaskan bahwa tindakan Ghezy murni dilakukan atas nama pribadi dan tidak berkaitan dengan partai politik mana pun, termasuk Partai Golkar yang kerap dikaitkan dengannya.

“Dia bertindak atas kesadaran sendiri. Sudah dewasa, saat ini dia masih kuliah S2. Saya nggak bisa atur-atur dia. Dia bertanggung jawab penuh atas tindakannya,” tegasnya.

Bungol juga menyoroti pernyataan Sarji Solihin yang dinilai kerap menyalahkan pihak lain atas kegagalan administrasi pasangan yang diusung.

“Pak Sarji harusnya nggak menyalahkan orang lain. Beliau kan Ketua Bappilu, pasti tahu persoalannya sejak awal. Kalau nggak puas, ya tempuh jalur hukum. Ada Bawaslu, ada DKPP,” katanya.

Sukirno mengaku telah menerima banyak telepon dari pendukung Rato–Ramadian yang mempertanyakan keterlibatan Ghezy. Namun, ia meminta agar publik tidak membesar-besarkan persoalan ini.

“Belasan kali saya ditelepon. Jadi saya nggak bisa diam terus. Tapi tolong, jangan salahkan anak saya. Jangan bawa-bawa Golkar. Ini murni sikap pribadi,” tegasnya lagi.

Lebih lanjut, Bungol menyayangkan sikap diam partai-partai dalam koalisi pendukung Rato–Ramadian yang membiarkan isu liar berkembang tanpa adanya klarifikasi.

“Koalisi ini besar. Tapi kenapa diam? Kenapa nggak ada yang berani buka fakta? Malah menyudutkan anak muda yang kritis. Kalau begini terus, gagal kita didik generasi pemberani,” ucapnya.

Ia juga menilai bahwa pihak yang paling dirugikan dalam kasus ini justru adalah Partai Golkar, mengingat calon yang dinyatakan TMS adalah figur yang diusung partai lain.

“Yang menyebabkan kegagalan ini secara sepihak itu dari pasangan yang dicalonkan oleh partai lain. Kenapa tidak dilakukan verifikasi secara menyeluruh terhadap syarat pencalonan? Itu kan tanggung jawab ketua tim pemenangan,” ungkapnya.

Sukirno membandingkan sikap Partai Golkar yang menurutnya lebih bijaksana dan tidak melempar kesalahan ke pihak lain.

“Partai Golkar tidak pernah membuat pernyataan yang menyesatkan atau menyalahkan siapa pun. Mereka lebih dewasa dalam menilai dan menempatkan persoalan,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Sukirno mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak memperkeruh situasi menjelang Pilkada.

“Kalau nggak suka dengan tindakan seseorang, silakan tempuh jalur hukum. Jangan asal nuduh. Jangan bikin Pilkada jadi kisruh,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *