Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sedang mengalami kenaikan angka pengangguran. Ini membuat miris Erzaldi Rosman, walau pun itu terjadi saat dirinya tidak menjabat Gubernur. Ia pun menawarkan peluang usaha, guna menyerap tenaga kerja Babel.
Teknologi pengolahan dan pemanfaatan karbon aktif untuk industri, bisa dimiliki Babel untuk membuka lapangan kerja. Ini disampaikan Erzaldi saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di Rosman Djohan Institut.
“Pengembangan industri karbon aktif di Bangka Belitung akan memberikan dampak positif bagi kepentingan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan menyerap tenaga kerja,” ungkap pria yang berpasangan dengan Yuri Kemal Fadlullah di Pilgub Babel 2024 ini.
Besarnya manfaat kehadiran teknologi pengolahan dan pemanfaatan karbon aktif. Menjadi alasan Erzaldi mendorong terciptanya teknologi pengolahan karbon aktif di Babel. Apalagi teknologi tersebut sangat mungkin dikembangkan, karena potensi ketersediaan bahan baku cukup besar di pulau Bangka maupun Belitung.
Karbon aktif atau dikenal dengan arang aktif tidak dapat dikesampingkan di bidang industri dan proses filtrasi air. Karbon aktif menyerap zat – zat atau mineral yang mencemari air. Manfaatnya dalam proses filtrasi air sebagai penyerap bau, warna, klorin atau mineral lain dan membuat rasa segar pada air.
Kegunaan karbon aktif dalam industri biasanya sebagai pemurni larutan, filter rokok, penyerap emisi uap bahan bakar pada otomotif, penyerap gas beracun dan menghilangkan bau. “Pengolahan karbon aktif dapat dilakukan secara kimia dan fisika, karena karbon aktif adalah arang yang telah mengalami perubahan sifat – sifat fisika dan kimianya,” jelas Erzaldi.
Diterangkan Erzaldi bahwa karbon aktif dapat digunakan sebagai adsorben, ini dilakukan pada dunia usaha. Dimana dapat menyerap logam berat pada obat dan makanan. Teknologi ini juga dipakai pada kimia perminyakan, pemurnian gas, industri gula, budidaya udang, katalisator dan pengolahan pupuk.
Erzaldi pastikan bahan baku di Babel cukup besar, seperti limbah pertanian, limbah perkebunan, limbah kayu, limbah peternakan dan limbah pertambangan timah. “Karbon aktif dapat dibuat dari limbah peternakan, tumbuh-tumbuhan, limbah mineral dan limbah kayu yang mengandung karbon. Pengolahannya pun dapat dilakukan secara kimia maupun fisika,” tutur Erzaldi.
Dalam merealisasi pengelolaan dan pemanfaatan karbon aktif di Babel, tentu seluruh pihak harus saling bergandengan tangan. Walau pun dalam pengolahannya memang butuh kemampuan penguasaan teknologi agar produk yang dihasilkan berkualitas.
“Dalam pengolahannya karbon aktif menggunakan bahan – bahan kimia atau dapat dengan pemanasan pada temperatur tinggi,” sambung pemilik tagline Bang ER ini.