Relawan Rato–Ramadian Geruduk KPU Bangka, Tuding Ada Pembunuhan Politik

Caption. Ratusan massa Rato Rusdianto dan Ramadian saat di orasi di KPU Bangka, (Jazz Sergio)

Sungailiat, Seputarbabel.com – Hari pertama masa kampanye Pilkada Ulang Bangka 2025 langsung diwarnai aksi panas. Ratusan pendukung pasangan Rato Rusdiyanto–Ramadian menggeruduk Kantor KPU Bangka, Jumat (25/7/2025).

Mereka menuntut lima komisioner KPU mundur karena dinilai tidak profesional dan dianggap telah melakukan “pembunuhan politik”.

Massa mulai berkumpul sejak pagi di kawasan Hutan Kota Sungailiat. Usai salat Jumat di Masjid Agung yang berada tepat di seberangnya, massa yang terus bertambah langsung long march ke kantor KPU Bangka.

Aksi dikawal ketat oleh gabungan personel Polres Bangka dan Kodim 0413/Bangka. Kapolres AKBP Deddy Dwitya Putra dan Wakapolres Kompol Ayu Kusuma Ningrum turun langsung memimpin pengamanan.

Caption, Saat massa sampaikan orasinya didepan KPU Bangka, (Jazz Sergio)

Dua orator utama aksi, Jauhari dan Imam Supiar, terus menyuarakan tuntutan, Jauhari Sekretaris Projo Bangka Belitung menyebut ada permainan kotor dalam pencoretan pasangan Rato–Ramadian dari bursa Pilkada.

“Kami minta lima komisioner KPU Bangka mundur! Ini bentuk pembunuhan politik terhadap calon kami!” teriak Jauhari.

Sebelum massa bertolak ke kantor KPU, Rato Rusdiyanto dan Ramadian sempat menyapa para relawan dan meminta agar aksi tetap damai.

“Jangan ada tindakan anarkis. Kami sudah menempuh jalur hukum dan menggugat ke Bawaslu. Doakan perjuangan kami,” kata Rato kepada massa.

Usai menyampaikan imbauan, pasangan Rato–Ramadian langsung menuju Kantor Bawaslu Bangka untuk mendaftarkan sengketa Pilkada. Sementara itu, massa terus bertahan di depan KPU dan suasana mulai memanas.

Caption, Ketua KPU Bangka, Sinarto dudampingi dua Komisioner KPU, Cory Ihsan dan Zulkarnai. Menemui Massa, 

Ketegangan terjadi saat massa melontarkan pertanyaan ke Ketua KPU Bangka, Sinarto, yang dianggap tidak menjawab dengan jelas soal alasan pencoretan pasangan Rato–Ramadian.

Massa juga mempertanyakan isu soal keaslian ijazah Rato Rusdiyanto yang sempat diisukan tidak sah. Mereka menuding KPU tidak transparan karena tidak menggelar konferensi pers usai pleno penetapan calon.

“Awalnya dinyatakan memenuhi syarat, tiba-tiba berubah jadi TMS. Ini janggal! Kalau Rato–Ramadian tak ikut Pilkada, kami pilih golput!” teriak Jauhari di tengah massa.

Ketegangan mereda setelah Komisioner KPU Bangka, Cory Ihsan, memberikan penjelasan. Ia membantah isu soal ijazah palsu.

“Kami tidak pernah menyatakan ijazah Rato palsu. Sekarang prosesnya sedang berjalan di Bawaslu, mari kita hormati,” ujar Cory.

Ia juga memastikan bahwa dua komisioner KPU sudah dipanggil oleh Bawaslu untuk memberi klarifikasi.

“Kalau memang KPU salah, tentu ada risikonya. Tapi semua ada prosesnya. Kami tidak bisa memuaskan semua pihak,” tambahnya.

Massa akhirnya membubarkan diri secara tertib menjelang sore hari, meski sebagian relawan mengaku akan terus mengawal proses gugatan Rato–Ramadian di Bawaslu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *