Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Tujuan dibentuknya Holding BUMN Industri Pertambangan, salah satunya meningkatkan nilai tambah dari mineral melalui hilirisasi. Prospek logam tanah jarang (LTJ) dari mineral ikutan logam timah akan dikembangkan PT Timah Tbk, sebagai upaya hilirisasi tadi. Jika dari industri pertimah hilirisasi sudah dilakukan PT Timah sebelum holding dibentuk.
Hilirisasi industri pertimahan, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) telah melahirkan nilai tambah lewat produk tin solder dan tin chemical. Tin solder adalah salah satu produk PT Timah selain balok, begitu juga tin chemical yang diproduksi PT Timah Industri anak perusahaannya. “Hilirisasi sudah jalan, kita sudah sudah punya tin chemical dan tin solder,” jawab Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani kepada wartawan.
Ia mengatakan itu kepada wartawan usai peresmian Graha Stania belum lama ini. Bagi Riza terkait hilirisasi agar dapat menjalankan tujuan holding berdiri tadi, mereka sedang melihat prospek rare earth alias LTJ. Selain meningkatkan nilai tambah juga menjadikan mineral yang selama ini menjadi pengotor punya nilai ekonomis. “Kita masih melihat prospek logam tanah jarang,” sambung Riza.
Setelah tahun lalu bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batam) untuk pemanfaatan torium. Tahun depan baru akan dibangun pabrik memisahkan unsur logam tanah jarang di mineral logam monazit. “Tahun lalu kita kerja sama dengan Batan untuk pemanfaatan torium, tahun depan rencana kita akan bangun pabrik pemecahan monazit,” jelas Riza.
Teknologi inovasi pengolahan dan pemurnian timah di Babel memang lebih maju. Di Kawasan Industri Ketapang Pangkalpinang, telah banyak smelter beroperasi jauh sebelum pemerintah mengarahkan perusahaan tambang memiliki peleburan. Soal nilai tambah, bukan hanya tin solder dan tin chemical yang telah lama dipelajari dan diproduksi di Babel.
Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Siahaan terkait lokasi proyek percontohan dan pengolahan LTJ berada di Tanjung Ular. Kawasan ini tidak terealisasi untuk pabrik tim chemical pada awal rencana produksi. “Spesifik Tanjung Ular saat ini digunakan sebagai area pilot project tanah jarang dan juga pengolahan,” jelasnya dikutip dari laman Tribunnews Bangka.