Seputarbabel.com, Pangkalpinang – 13 nama kandidat bakal calon (bacalon) kepala daerah dan wakil kepala daerah resmi mendaftar di DPD Partai NasDem Kota Pangkalpinang. Ini membuktikan mereka 9 Bacalon Walikota dan 4 Bacalon Wakil Walikota (Wawako), sudah siap diusung oleh partai NasDem. Setelah 11 April 2025, penutupan pendaftaran dipastikan 3 nama tidak mengembalikan formulir.
Mereka para Bacalon Walikota adalah Aliong atau Hermanto Phoeng, Brigjen (Purn) TNI Ismi Purnawan (Ipung), Achmad Dedi Karnadi (Budi RRI), KH Ahmad Ja’far Sidik, Saparudin, Basit Cinda Sucipto, Adhy Sarphio dan Rasio Ridho Sani (Bang Roy Sani).
Sedang 4 kandidat bacalon Wakil Walikota yang mendaftar, sebelum penutupan 11 April lalu. Ketua DPD NasDem Kota Pangkalpinang, Meitarini (Yuk Yeyen), Masagus Hakim, Bong Ming Ming dan Muhammad Sahri. Dari 16 nama, dipastikan tidak mendaftar adalah H Alpian, Patris Lumumba dan Elly Gustina Rebuin.
Sekretaris DPD Partai NasDem Pangkalpinang Achmad Ruspadi kepada wartawan, Jum’at (18/4/2025) sore mengatakan hal tersebut. “Dengan hadirnya Bang Roy Sani, melengkapi berkas pendaftaran ada 9 kandidat bacalon Walikota sudah siap diusung Partai Nasdem,” katanya.
Ia menjelaskan, ada 13 pendaftaran yang sedang proses melengkapi berkas. Dari semua kandidat mayoritas syarat yang belum dipenuhi hasil tes kejiwaan. Keputusan DPP NasDem akan dilakukan setelah survei oleh lembaga yang ditunjuk DPP.
“Kita akan tunggu sebelum DPW melakukan pleno ditingkat Wilayah. Kita DPD NasDem Pangkalpinang akan menunggu putusan DPP setelah hasil survei diketahui,” tambah Ruspandi.
Bang Roy Sani tiba dari Jakarta di Bandara Depati Amir sekitar pukul 11.00 WIB, setelah sholat Jumat beberapa agenda dilakukan. Diantaranya adalah ngopi dan menyapa warga di Warkop Akew. Hari ini diketahui, mayoritas jadwalnya adalah bertemu tokoh dan simpul relawan.
Ditemui di Rumah Jendela (rumah rakyat dan rumah aspirasi), Roy Sani mengaku sebagai pemimpin harus melakukan pengorbanan. Visi dan misi pun harus tumbuh dari keseharian yang dapat dilihat dari rekam jejak tokoh tersebut. “Pengabdian terbesar itu ketika kita bisa melakukan pengorbanan untuk orang lain,” ujarnya.
Ia kemudian menegaskan pengorbanan tadi harus dipilih, karena skala prioritas. “Dengan pilihan ini pun saya belum tentu berhasil. Kita tidak bicara 5 tahun, tapi 10 sampai 20 tahun ke depan,” tambah pria dengan pengalaman birokrasi sejak tahun 1992 di Kementerian Lingkungan Hidup ini.