Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terus meningkat. Ini membuktikan investor masih terus melirik Provinsi dengan dua pulau besar ini. Salah satu faktornya adalah regulasi yang membuat kemudahan terkait perizinan.
Kepala Sub Bidang Ekonomi Kawasan Barat Indonesia dari Kementerian koordinator (Menko) Perekonomian, Dara Ayu Prastiwi mengatakan itu. Menurutnya sejak 2015 hingga tahun ini, nilai investasi di Babel terus mengalami kenaikan. “Nilai investasinya kalau dari data yang kami dapat meningkat sih mas, baik PMA maupun PMDN trennya mengalami peningkatan dari 2015 sampai sekarang,” jawabnya.
![](https://seputarbabel.com/wp-content/uploads/2019/11/IMG_20191128_133254-1024x1024.jpg)
Ditemui usai rapat koordinasi CSR di Bangka City Kamis (28/11/2019 kemarin ia mengatakan selain sektor retail, sektor industri pengolahan masih mendominasi. Banyak faktor penyebab keinginan para investor menanamkan modalnya di Babel, akan tetapi kemudahan perizinan menjadi penyebab utama. “Berbagai faktor penyebab kenaikannya, pastinya penyederhanaan perizinan yang menarik investasi di Babel,” tambah Dara.
Diakui Dara jika sumber daya alam di Babel, memang menjadi daya tarik investasi. Sehingga sektor industri pengolahan juga didominasi hilirisasi mineral logam tambang. Hanya saja ia menambahkan jika sektor retail juga menjadi sektor yang mendukung investasi di Babel. “Kalau UMK (tidak menjadi faktor penghambat) di daerah lain juga mengalami peningkatan,” sambungnya.
Perempuan berhijab ini menerangkan peran pengusaha dalam mendukung pembangunan juga sangat diharapkan. Karena jika mengacu dari 5 program Presiden Jokowi Dodo di periode kedua ini. Tidak bisa jika hanya mengandalkan keuangan negara, karena untuk pembangunan infrastruktur hingga 2024 dibutuhkan Rp 6000 triliun.
Kemudian 4 dari 5 program tadi adalah memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), peningkatan investasi untuk memperluas lapangan pekerjaan. Melanjutkan pembangunan infrastuktur, tentunya mendahulukan program strategis nasional (PSN). “Babel sendiri ada 2 PSN dan 5 tahun ke depan Bapennas telah mencatat ada 5 PSN di Babel baik di Belitung maupun di pulau Bangka,” aku Dara.
Terkait kebutuhan Rp 6 ribu triliun pembangunan infrastruktur, memperkuat pembangunan SDM dan penguatan APBN agar fokus dan tepat sasaran. Dara menilai peran program tanggung jawab sosial perusahaan dapat berperan. Agar program yang dianggap penting dengan anggaran terbatas, bisa dilakukan lewat program bina lingkungan.
“Dalam melanjutkan pembangunan infrastuktur hingga 2024 dibutuhkan Rp 6 ribu triliun. Penguatan APBN yang fokus dan tepat sasaran akan dialokasi kepada program prioritas. Program yang dianggap penting juga bisa dilakukan oleh kawan – kawan pengusaha lewat program CSR mereka,” papar Dara.