Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Ekspor timah Indonesia bulan Juni 2020 naik 32%, dari bulan sebelum menjadi 5.781,6 ton. Akibat pandemi Covid-19, beberapa negara produsen timah karena kebijakan lockdown tidak beroperasi dan berhenti produksi. Sehingga terjadi kekosongan pasokan untuk negara – negara penyerap, disaat industri elektronik serta manufaktur mereka mulai beroperasi.
Direktur Niaga PT Timah Tbk Purwoko kepada media ini mengatakan, peluang memperbesar penjualan sangat terbuka. “Kesempatan kita untuk memperbesar penjualan sebetulnya terbuka, karena memang Covid ada di mana – mana. Sebagian produsen yang ada di Cina, di Peru, di Malaysia itu kena lockdown, menghentikan operasi pabrik, jadi mereka tidak bisa produksi,” terangnya.
Itu karena, pertambangan di Indonesia, PT Timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tetap beroperasi dan produksi. “Kita Indonesia meski pun kita kena Covid, tapi engga stop produksi, engga tutup pabrik, kesempatan itu yang kita gunakan untuk mengejar triwulan II dan triwulan III ini,” sambung Purwoko usai berdialog dengan perwakilan media lokal bersama Direktur Keuangan PT Timah Tbk Wibisono di TINS Gallery & Boutique Resto.
Karena negara produsen tadi masih terkendala untuk menyuplai pasar mereka. PT Timah akan memasuki pasar yang ditinggalkan negara – negara produsen yang berhenti produksi akibat lockdown Covid-19. “Jadi pasar – pasar yang sementara ditinggalkan Peru di Amerika, ditinggalkan Malaysia di Asia dan ditingalkan juga perusahaan produsen Cina yang ada di pasar Eropa. Terkait (suplai) market (pasar mereka) itu yang bisa kita lakukan,” jelas Purwoko.
Walau pun harga timah dunia masih jadi pertimbangan, harga timah baru bulan ini menyentuh angka US$ 17.000. Setelah tahun ini menyentuh angka terendah, US$ 13.250 pada akhir Maret. “Betul, kita engga bisa ngotrol harga, jadi yang bisa kita lakukan bagaimana siasat kita dengan harga yang mulai membaik tapi belum sesuai ekspektasi tapi kita sudah mulai ada profit disitu,” jawab Purwoko