Ketua Pemuda Pancasila Pangkalpinang Geram Dengan Camat Muntok

Pangkalpinang, seputarbabel.com – Ketua Majelis pimpinan cabang Pemuda Pancasila kota Pangkalpinang, Fahrizan geram kepada Camat Mentok yang meminta kepada PT. WIKA melakukan karantina 36 pekerjanya dikota Pangkalpinang saja dan bukan di Muntok.

Fahrizan menyebutkan apa yang dilakukan oleh Camat Muntok Sukardi tidak mencerminkan sikap seorang pejabat. Masalah penyebaran virus Corona ini harus diselesaikan bersama bukan saling lempar seperti ini.

“Saya mau tanya apakah Camat Muntok, masih mau main ke Pangkalpinang atau tidak ?. jika tidak mau lagi ke Pangkalpinang, kami mau menghadang mobil Muntok yang masuk ke Pangkalpinang,” tegasnya. Minggu,(12/4) di Markas MPC Pemuda Pancasila kota Pangkalpinang

Tidak tanggung tanggung ternyata Ketua PP kota Pangkalpinang akan langsung menelpon ke Bupati Bangka Barat, Markus apakah benar pemerintah kabupaten Bangka Barat tidak mau menangani bersama sama mengatasi pemutusan mata rantai penyebaran virus Corona di Babel.

“Kami minta statemen pak Camat Muntok, jangan seperti itu, 36 Perkerjaan PT Wika itu sudah ada petugas yang bertanggung jawab. Jangan membuat ricuh,” pinta Buntuk panggilan Ketua MPC Pemuda Pancasila kota Pangkalpinang

Sementara itu Camat Muntok,Sukardi yang dihubungi melalui telepon seluler mengungkapkan ia tidak ada maksud apa apa dengan statemen di media online tersebut.

“Maksud saya di Pangkalpinang, PT. TIMAH punya mess kenapa tidak disitu dulu sampai 14 hari baru ke Muntok,” sebutnya

Ia juga menyebutkan saat ini dari 36 perkerjaan PT Wika sudah enam yang ada di Kelurahan Sungai Daeng, Kampung Sidoarjo sudah tidak ada permasalahan lagi dengan masyarakat.

“Saat ini 6 perkerjaan PT Wika sudah mengontak rumah warga di Desa Tega rejo dan sudah tidak ada permasalahan lagi,” katanya

Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat,ormas dikota Pangkalpinang yang sempat tersinggung dengan statemen di media masa elektronik dan online. Dirinya tidak maksud apa apa.

“Saya mohon maaf, jika statemen di media online kurang sedap didengarkan.,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *