Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Film dokumenter “Yang (Tak Pernah) Hilang”, menceritakan dua tokoh penting dalam gerakan aktivisme 98, dari kelompok demokratik. Herman Hendrawan dan Bima Petrus Anugrah adalah pejuang demokrasi melawan rezim ototitarian yang lahirkan reformasi. Herman sebagai putra kelahiran Pangkalpinang dan Bima Petrus, dua dari belasan orang yang jadi korban penghilangan paksa orde baru.
Herman sebagai aktivis pro Demokratik 98 memang aktif mengorganisis massa Mahasiswa dan Buruh. Sehingga dengan pemutaran film di Pangkalpinang, akan melahirkan semangat baru di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). “Respon publik Pangkalpinang sangat antusias, mereka mau menyaksikan film itu hikmah,” buka produser “Yang (Tak Pernah) Hilang”, Dandik Katjasungkana ditemui di Kacang Pedang tadi pagi.
Setelah diputar di Bioskop XXI Transmart Minggu (30/06/2024) sore dan Kampus Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Babel Senin (1/07/2024) malam. Dandik memastikan jika, respon kaum muda Pangkalpinang sangat positif. “Bahkan berapa diantaranya menyatakan surprise, ada putra pangkalpinang yang berperan penting dalam sejarah perubahan politik di Republik ini dalam medio Reformasi 98 itu yang mengemuka 2 hari ini,” sambungnya.
Dandik juga mejelaskan, jika film yang digarap bersama oleh rekan sejawat Herman dan Bimo ini, bisa menjadi catatan sejarah. “Kalau terhadap publik di Pangkalpinang, khusunya anak – anak mudanya, mereka dapat menyerap warisan semangat, warisan nilai – nilai idealisme, solidaritas kemanusian dan nilai – nilai anti otoritarianisme itu dalam pikiran dan aktivias keseharian mereka,” jelasnya.
Saat ditemui, ia bersama Ketua Panitia Pemutaran Film, M Ade Hafiz Hendrawan dan alumni aktivis 98, Iwan Prahara. Mereka bersama Dewan Penasehat Ikatan Orang Hilang Indonesia (IKOHI), Wilson dan KawanHermanBimo, berencana menerbitkan literatur tentang Herman. “Akan terbentuk Grup Diskusi Herman, itu langkah positif dari pemutaran Film,” ujar Dandik.
Grup diskusi Herman, diharapkan mampu menjadi wadah untuk kaum muda dan Mahasiswa di Babel berpikir kritis. “Punya kemauan untuk meneruskan perjuangan Herman Hendrawan dalam kontek sekarang ini. Dengan melakukan proses pengorganisasian mahasiswa dengan merespon isu – isu yang berkembang di lingkungan sosial politik di Pangkalpinang,” harap Dandik.