Seputarbabel.com Pangkalpinang – PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), anak perusahaan Arsari Tambang akan membangun pabrik solder perdana di Tunas Prima Industrial Estate, Batam. Arsani Tambang memiliki beberapa anak perusahaan pemilik IUP di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Langkah induk perusahaan dari PT Mitra Sarana Prima (MSP) ini mencederai daerah apalagi nilai investasi Rp 1 triliun.
Dalam keterangan resmi, salah satu tokoh pemuda Babel, Fahrizan menyampaikan hal ini. Menurutnya langkah investasi produk hilir dari timah di luar Babel justru bukti jika Arsani Tambang sangat tidak perduli dengan daerah penghasil. “Ini bukti jika MSP juga tidak perduli dengan daerah yang mereka eksploitasi sumber daya mineralnya. Kecuali pabrik tin solder belum pernah ada di Babel,” keluh tokoh senior KNPI ini.
Sebagai inisiator bersama gugatan ke MK UU Minerba setelah disahkan terkait sarat luas wilayah pengajuan IUP ini. Juga menjelaskan jika nilai investasi Rp 1 triliun pembangunan pabrik oleh induk perusahaan MSP akan sangat membantu perekonomian Babel. “Nilai investasi Rp 1 triliun akan membantu dorong pertumbuhan ekonomi Babel. Juga akan jadi dasar Pemprov Babel meningkatkan fasilitas pendukung untuk distribusi komoditi ekspor,” jelas pria yang akrab disapa Buntuk ini.
Belum lagi potensi terbukanya lapangan untuk pencarian kerja di Babel. Tapi memilih Batam hanya karena fasilitas penunjang, jelas Arsani Tambang tidak perduli dengan daratan dan laut Babel yang mereka rusak. “Ini bukan masalah fasilitas pendukung tapi lebih pada etikat baik perusahaan karena telah merusak tanah dan laut kita untuk mengambil mineral timah,” keluh sekretaris Wilayah Pemuda Pancasila Babel ini.
Perlu diketahui Arsani Tambang memiliki beberapa anak perusahaan pemilik IUP di Babel. “Hilirisasi sendiri adalah strategi untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas. Jika di ekspor dari Batam maka bukan Babel yang dapat royalti dari timah tapi Batam. Karena yang ekspor produk kan Batam bukan kita,” sambung Buntuk.
Sebelumnya PT Stania ground breaking 10 Mei 2024, kapasitas awal mencapai 2.000 ton solder batangan per tahun hanya permulaan. Produksi jangka panjang PT Stania ini akan menjangkau solder wire, powder dan paste, dengan target produksi 16 ribu ton.
Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim S Djojohadikusumo, menjelaskan peresmian pabrik solder ini wujud nyata komitmen mendukung hilirisasi nasional dan menjawab tantangan global untuk transisi energi dan keberlanjutan. “Ini adalah awal dari perjalanan panjang Arsari Tambang menuju industri pertambangan bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial,” ungkap abang dari Presiden Prabowo ini.
“Keuntungan dan kelestarian bergandengan itu hanya framing pencitraan dan narasi picik. Karena faktanya pengusaha ini tidak peduli sama sekali dan hanya ingin mengeruk bumi Bangka dan Belitung untuk keuntungan. Kini Babel dapat kerusakan lingkungan Batam hasilkan nilai tambah,” papar Buntuk.