Seputarbabel.com – Filosofi Warung Kopi Bangka Awalnya saya tidak mau menulis tentang filosofi kopi karena banyak sekali tulisan dimedia tentang apa itu filosofi kopi bahkan sudah dikemas menjadi film layar lebar tetapi karena ada masalah pribadi saya menulis tentang filosofi warung kopi bangka, ya sesuatu hal yang membuat saya ingin minum kopi hampir 1 tahun saya tidak minum kopi karena saya tidak merokok lagi … Nah kalau bebicara pepatah [ ada gula ada semut ] kopi dan rokok pun tak dapat dipisahkan, seharusnya pepatah baru ” dimana ada kopi disitu pasti banyak rokok ” ] hehehe.
Sebelum kita ke filosofi bangka ada baiknya kita bicara adat istiadat dibangka, dibangka ini banyak Mitosnya, ada isitilah KEPUNEN “ngupi luk kelak kepunen” atau kalau digeser ke dalam bahasa indonesia “kesini dulu ngopi dulu biar ga pamali”. Bagi sebagian masyarakat bangka kopi memiliki mitos tersendiri yang mengakar kuat dan terpatri dalam alam bawah sadar. Kepunan kopi adalah salah satu hal yang menakutkan [ bakal datangnya musibah hari itu juga detik itu juga ]. waullahualam bisawab semua itu sudah kehendak Allah SWT namun karena kehidupan kita sudah diberi akal dan terbentuk pola pikir sehingga kata kepunan itu menjadi sakral jika dilanggar.
Temukan Dirimu Disini,Filosofi Warung Kopi Bangka
Warung Kopi di wilayah bangka tidak terhitung berapa banyak gerai kopi di kota ini mulai dari gerai modern ala anak muda atau gerai kopi klasik yang berbalut kesederhanaan biasanya para orang tua curhat kepada anak muda tentang masa depan kota bangka Padahal Bangka ini bukan daerah penghasil KOPI ] . sebagai penikmat kopi sejati setiap orang percaya bahwa perpaduan pahit dan manis adalah sebuah kenikmatan yang sulit untuk dilukiskan. Hampir seluruh masyarakat indonesia penikmat kopi. sejatinya kopi tetaplah kopi memiliki sisi pahit walaupun penuh dengan tumpahan gula yang larut bersamanya, ya segelas kopi tentunya punya banyak cerita dan meninggalkan memori indah …. dan kata – kata filosofi dari sebuah novel dee tentang sebuah kopi [ “sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan ” – Dee. ] sama dengan hidup. Sesempurna apapun hidup itu kelihatannya, tapi punya sisi pahit yang ngak bisa disembunyikan…. Bener kata orang-orang kalau film ini bikin orang pengen minum kopi film yang berjudul ” FILOSOFI KOPI ”
Untuk mendapatkan sensasi kuno Kota Pangkalpinang, Ibu kota Provinsi Bangka Belitung, datanglah ke salah satu warung kopi yang banyak terlihat di kota yang disebut sebagai Ping Kong oleh warga Tionghoa asal Guangdong (Guangzhou) yang bermigrasi saat zaman penambangan timah dan ramai mendiami kota ini. Saat berjalan kaki menelusuri jalur Jalan Sudirman yang paling hidup di kota Pangkalpinang, kesan modern mulai terasa. Akan tetapi, saat Anda duduk di Waroeng Kopi Atmosfirnya tak sama dengan sebuah café modern terutama yang paling mencolok ialah suasana pecinan yang memang ditonjolkan sebagai ciri khas.
Bangka sendiri berasal dari kata Wangka, yang berarti timah. Walau di dunia merupakan sumber timah dengan persediaan terbanyak ke-4 tapi Indonesia merupakan penghasil timah terbesar ke-2 setelah negeri Cina. Tentu saja, penambang timah sejak dahulu sudah terbiasa dengan meminum kopi dalam kesehariannya. Itu kebiasaan yang juga ikut bermigrasi ke negeri ini. Jadi, inilah yang menjadi unik tentang kopi di pulau penghasil timah. Tak cocok ditumbuhi pohon kopi tapi tuntutan warganya yang begitu tinggi akan kopi bercita rasa maka kopi pun diimport dari Lampung yang tanahnya lebih pas ditumbuhi pohon legendaris ini. Temukan Dirimu Disini,Filosofi Warung Kopi Bangka
Saya tidak akan menulis rekomendasi kopi bangka yang enak., karena setiap biji kopi mempunyai takdir rasa yang berbeda walaupun diracik dengan satu tangan yang sama itu lah kata-kata filosofi kopi dari saya .. selamat menikmati kopi (net)