Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Koalisi 5 Partai Pengusung Basit Cinda Sucipto dan Ustad Dede Purnama Alzulami terus lakukan konsolidasi internal. NasDem, Partai Golkar dan PKS ditambah Partai Buruh dan Partai Ummat, mengusung Pangkapinang Berbenah. Koalisi Pangkalpinang Berbenah, bukan hanya soal suksesi Basit – Dede, tapi merealisasi gagasan membangun Pangkalpinang.
Ustad Dede Purnama Alzulami didampingi beberapa tokoh partai Koalisi Pangkalpinang Berbenah. Menegaskan, jika Pilkada Ulang 2025, tidak tentang personal mereka berdua. “Ini bukan soal Basit dan tentang ku, kalau cuman bicara soal Basit dan tentang ku mending kite bubar, tetapi ini soal ngebangun Pangkalpinang,” katanya dihadapan massa pendukung, usai mendaftar di KPU Pangkalpinang.
Ia membenarkan, jika hanya urusan finansial atau kekuasaan pribadi. Basit tidak mungkin mau menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota dan Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Pangkalpinang.
“Bagi ku, bicara soal Basit, die lah banyak duit, deng – deng lah. Begitu juga sama, men (ku) boleh memilih, tentu pilih kita pengen nyaman dan tenang, tapi pada akhirnya kalau macem tu semuen berpikir, siape nek ambil bagian membenah Kota Pangkalpinang,” jelas Dede.
Tokoh muda religius dan intelektual, lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir ini tidak lupa mengajak pemilih untuk datang ke TPS 27 Agustus. “Jadi ini bukan tentang Basit dan juga buka tentang Dede, tapi ni tentang kite semuen, kite yang tinggal di Kota Pangkalpinang ni, Insya Allah ini niat baik kami, ingin Kota Pangkalpinang Pacak Berbenah,” ajak Dede.
Diketahui Basit Cinda Sucipto punya 3 fase kehidupan dalam berkarya sebagai manusia, yang Ia sebut gelanggang. Pertama adalah mencari gelanggang kehidupan, fase ini memberi pengalaman merintis usaha hingga peningkatkan pendapatan. Lalu gelanggang kehidupan, menjalani, mengatur, memperluas usaha sembari menikmati hasil bersama keluarga.
Terakhir adalah gelanggang pengabdian, kini proses tersebut sedang dijalaninya di Pilkada bersama Ustad Dede. Proses Pilkada saat ini menjadi titik picu dalam fase terakhir konsep berkarya dalam kehidupan sebagai manusia. “Saya memasuki titik picu gelanggang pengabdian yang harus saya manifestasikan pada tataran kekuasaan. Karena kekuasaan itu akan mengendalikan resource, sumber daya yang kemudian didistribusikan untuk kesejahteraan, kemakmuran masyarakat,” papar Basit