Seputarbabel.com, Pangkapinang – Nelayan punya peran penting dalam menggerakan ekonomi suatu daerah. Jika hasil tangkapan melimpah tidak hanya masyarakat lokal dapat menikmati hasilnya. Karena akan membuka peluang diekspor untuk menambah pendapatan nelayan. Ada beberapa faktor dan upaya agar meningkatkan produktivitas hasil laut bagi nelayan.
Pertama yakni penggunaan teknologi modern dari mulai alat tangkap dan kapal nelayan. “Contohnya, penggunaan Global Positioning System (GPS) atau Fish Finder membantu nelayan menemukan lokasi ikan dengan cepat. Teknologi ini mengurangi waktu dan biaya operasional yang biasanya terbuang untuk mencari ikan,” kata Erzaldi Rosman.
Kedua, pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan. Menurut calon Gubernur Babel ini, pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan yang dimaksud dengan mengatur periode penangkapan dan menghindari daerah larangan tangkap. Sehingga bisa mencegah overfishing dan menjaga ketersediaan ikan. “Pembatasan jenis alat tangkap yang ramah lingkungan juga penting untuk menjaga ekosistem laut,” pinta Erzaldi.
Ketiga, peningkatan kapasitas beserta pengetahuan nelayan, ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan penyuluhan. Nelayan bisa belajar teknik penangkapan yang lebih efektif, manajemen bisnis hasil laut dan cara menjaga kualitas hasil tangkapan. Selain itu, pengetahuan terhadap iklim dan cuaca laut juga dapat mengurangi risiko serta meningkatkan keamanan dalam melaut nantinya.
Lalu kempat pengembangan infrastruktur dan akses ke pasar. Terkait hal ini, Erzaldi mengungkapkan, bahwa memang diperlukan sarana infrastruktur dalam menunjang produktivitas bagi nelayan. Seperti pembangunan pelabuhan, tempat pelelangan ikan, gudang penyimpanan berpendingin (cold storage) dan akses jalan bisa mempercepat distribusi hasil tangkapan.
“Infrastruktur ini membantu menjaga kualitas ikan agar tetap segar sampai ke tangan konsumen, yang pada akhirnya bisa meningkatkan nilai jualnya,” jelas Gubernur Babel periode 2017 – 2022 ini.
Upaya kelima, bisa diversifikasi produk hasil laut dimana nelayan dapat meningkatkan nilai ekonomi dari hasil laut dengan diversifikasi produk. “Seperti pembuatan ikan asin, ikan kaleng, atau produk olahan lainnya. Produk dengan nilai tambah lebih tinggi bisa memberikan keuntungan yang lebih besar,” sambung Erzaldi.
Keenam, akses pembiayaan dan modal memadai memungkinkan nelayan membeli peralatan lebih canggih atau memperbaiki kapal. Jika kembali terpilih sebagai Gubernur Babel, dirinya akan merealisasikan program pembiayaan dengan kerjasama baik dari pemerintah maupun swasta dengan suku bunga rendah.
“Sehingga dapat membantu nelayan mengembangkan usahanya tanpa harus khawatir terhadap risiko finansial yang besar,” ungkap Erzaldi.
Ketujuh, yakni pemanfaatan data dan informasi Iklim. Teknologi cuaca dan prediksi iklim sangat membantu nelayan merencanakan waktu dan tempat yang tepat untuk melaut. “Dengan data yang lebih akurat, nelayan dapat menghindari cuaca buruk dan meningkatkan peluang hasil tangkapan,” tutur Erzaldi.
Terakhir, harus adanya kolaborasi dengan Pemerintah dan Komunitas Nelayan, organisasi non-profit dan kelompok nelayan lokal. Sehingga melalui program – program yang telah disiapkan mampu mendukung pengembangan program pemberdayaan bagi para nelayan.
Pemerintah bisa menyediakan regulasi yang mendukung nelayan kecil dan memberikan bantuan langsung, seperti subsidi bahan bakar atau peralatan. “Upaya-upaya ini bila dilakukan secara berkesinambungan, dapat meningkatkan produktivitas, menjaga kelestarian laut, dan memberi dampak positif bagi perekonomian nelayan serta industri perikanan di Indonesia,” papar Erzaldi.