Seputarbabel.com – Amanah Kapolri kepada jajarannya bahwa pewarta/jurnalis adalah mitra kepolisian untuk mendukung polri dalam meningkatkan kinerjanya dan bersinergi untuk memberi informasi berdasarkan fakta.
Namun sayangnya, tidak semuanya diindahkan oleh jajaran Kapolresnya, salah satunya Kapolres Bangka Barat AKBP Firman Andreanto menunjukkan sikap tidak bersahabat kepada Pewarta/Jurnalis Bangka Belitung (Babel) saat melakukan wawancara terkait kegiatan penertiban penambangan TI Ilegal di desa Rambat – Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
Hal ini dialami Rikky Fermana Ketua Himpunan Pewarta Indonesia (HPI) Babel, saat usai bersilaturahmi dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bangka Barat (Babar).
Saat diperjalanan pulang ke Pangkalpinang, Rikky dan anggota HPI Babel mendapatkan informasi dari Pewarta/Jurnalis Bangka Barat, ada kegiatan penertiban TI Ilegal di desa Rambat Mentok, dan rombongan HPI Babel pun mampir ke lokasi penertiban.
Rikky pun bergabung dengan pewarta Babar untuk melihat penertiban TI ilegal yang mana beberapa titik kamp/pondok para penambang di bakar dengan maksud agar para penambang TI Ilegal meninggalkan tempat tersebut.
Usai melihat dan mendokumentasikan kegiatan penertiban tersebut,saat itu Rikky menanyakan kepada Pewarta dari Bangka Barat apakah sudah mewawancara Kapolres Babar terkait kegiatan penertiban tersebut, dijawablah oleh sahabat Pewarta/Jurnalis Bangka Barat belum ada wawancara.
Dari kejauhan terlihat AKBP Firman Andreanto, Kapolres Bangka Barat bersama anggotanya berdiri didekat mobil dinasnya.
Sebelumnya Rikky sempat memperkenalkan dirinya sebagai pewarta/jurnalis dari Okeybozz.com.
Lalu, Rikky dan wartawan lainnnya menghampiri Kapolres Babar, dan mengenalkan diri. ” Izin Bang, ada giat apa hari ini, ” tanya Rikky saat itu bertanya kepada Kapolres Bangka Barat Andre, Selasa (2/10/2018).
” Nga ada kegiatan apa-apa, lihatlah sendiri keadaannya ” jawab Kapolres Babar singkat.
Lalu, Rikky bertanya lagi, ” ada giat pembakaran itu apa bang” tanya Rikky.
Kapolres Bangka Barat menjawab, itu penertiban biasa karena penambangan kawasan hutan mangrove dan adanya laporan masyarakat, menurut keterangannya sudah di ultimatum kepada para penambang agar segera menghentikan aktivitas penambangannya.
” Karena sudah melebihi batas waktu maka kami melakukan penertiban ” tukas Kapolres Babar yang kerap dipanggil Andre.
Namun, Ketika Rikky yang juga ketua Himpunan Pewarta Indonesia (HPI) Babel menyinggung terkait aktivitas penambangan TI Apung diduga ilegal di perairan pantai Selindung-Mentok Kabupaten Bangka Barat.
Kapolres Bangka Barat AKBP Firman Andreanto langsung meradang, tidak senang dengan pertanyaan yang diajukan oleh Ketua HPI Babel.
” Apa maksud kamu bertanya seperti itu? Anda kurang fokus ya bos kurang minum Aqua kali, sampai-sampai rambutmu merah kebanyakan berjemur ya ” Ujar Kapolres Bangka Barat dengan raut wajah sinisnya.
Lalu, ketua HPI Babel pun menjawab, ” Abang nga boleh ngomong begitu, la tadi Abang ngomong penertiban ini lantaran menambang di daerah terlarang dan adanya laporan dari masyarakat, kami wartawan adalah mitra kepolisian untuk menyampaikan informasi yang sesuai dengan fakta,” kata Rikky.
Kemudian, Kapolres Bangka Barat sedikit melembutkan intonasi dan menjelaskan bahwa kegiatan penerbitan aktivis TI Ilegal ini sudah melebihi batas waktu yang sudah ditentukan dan menambang dikawasan hutan Mangrove desa Rambat.
Namun Rikky menyayangkan, sikap Kapolres Bangka Barat itu mencerminkan pimpinan yang tidak siap memberi informasi dan melayani masyarakat, masih bersikap arogansi.
” Dari awal saya sudah melihat sikap Kapolres Bangka Barat tidak begitu bersahabat ketika saya dan rekan-rekan wartawan dari Bangka Barat menghampiri beliau untuk mengkonfirmasi kegiatan penerbitan aktivitas TI Ilegal di desa Rambat, masak seorang Kapolres malah menjawab lihat saja sendiri dan mengatakan tidak ada giat apapun,” Cerita Rikky kepada Pewarta Babel, usai melihat penertiban TI ilegal di desa Rambat, Selasa, (2/10/2018).
Pantauan Pewarta Babel, saat itu tampaknya memang ada ketersinggungan dari pertanyaan Ketua HPI Babel yang mengaitkan aktivitas TI Ilegal di perairan pantai Desa Selindung Mentok.
Padahal saat itu ketua HPI Babel mau menanyakan aktivitas TI Ilegal dikawasan perairan pantai Selindung Mentok apakah diketahui oleh Polres Bangka Barat, walaupun Andre sempat menjawab bahwa Polres Bangka Barat pihaknya fokus dulu dengan kegiatan penerbitan sekarang dan akan menindaklanjuti penertiban TI Ilegal di perairan pantai Selindung apabila ada laporan dari masyarakat setempat.
” Pertanyaan saya, mengapa Kapolres Bangka Barat merasa tidak nyaman ketika saya bertanya aktivitas TI Ilegal di perairan Selindung Mentok ? Silahkan tanya rekan-rekan Pewarta dari Bangka Barat menyaksikan sendiri bagaimana sikap dan gaya bahasa Kapolres Bangka Barat kepada Pewarta/jurnalis saat melakukan konfirmasi berita terkait penertiban TI Ilegal di desa Rambat, seperti tidak senang adanya Pewarta yang meliput kegiatan tersebut, ” Pungkas Rikky.