Tangan Dingin Komunitas GreenBoys Rubah Pantai Lepar Belinyu Menjadi Surga Bangka Utara.

Penulis : Sopyan/Rian.

Belinyu, seputarbabel.com – Pantai Lepar yang berada di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Utara itu, kini terlihat bersih dan mempunyai daya tarik sendiri. Pantai yang dulunya adalah Kawasan Hutan Lindung tidak terurus dan sering jadi incaran oleh para oknum penambang timah yang tidak bertangung jawab telah berubah menjadi surganya wisata.

Melalui tangan dingin Komunitas anak-anak muda lokal pencinta lingkungan sadar wisata yang bernama (GreenBoys) kini tempat itu di jaga dan di kelola agar menjadi tempat wisata pada Rabu (13/2/2019).

Komunitas GreenBoys yang di ketuai Juan Apriansyah ini terbentuk karena merasa peduli pada lingkungan hususnya Pantai Lepar.

“Kami merasa miris saat melihat Pantai Lepar Belinyu kami terlihat kumuh, apalagi belakangan terakhir sering dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga dan sering menjadi sasaran oknum tidak bertanggung jawab untuk membuka tambang timah di pantai ini,” kata Juan.

Melalui teman-teman pemuda Kampung Kapitan Belinyu kami mempunyai ide untuk memanfaatkan Kawasan Pantai Lepar yang berada di Zona Hutan Lindung itu agar tetap terjaga keasriannya.

Meskipun apa yang kami rencanakan tidak seindah membalikan telapak tangan untuk bisa memanfaatkan dan menjaga keasrian Pantai Lepar itu (dikarenakan pantai intu masih berstatus Hutan Lindung-red).

Hingga kami mencoba meminta arahan dari pihak Kehutanan Bubus Panca, agar bagaimana kami para Pemuda Kampung bisa merawat Pantai ini.

“Kami dianjurkan untuk membuat surat tembusan pengajuan pinjam pakai Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM), yang di ketahui pihak Kelurahan dengan 3 fungsi salah satunya Eko Wisata,” lanjutnya.

“Setelah kurang lebih setengah Tahun menunggu SK dari Kementerian KLHK pun akhirnya keluar lahan seluas 39 Hektar untuk di kelola dan di kembangkan oleh kami pemuda pemudi Belinyu beserta Komunitas Pencinta Alam Sadar Wisata GreenBoys,” ujar Juan.

Pantai Lepar yang dulunya kumuh dan terkesan (negatif-red) kini terlihat lebih bersih dan punya daya tarik tersendiri. Setiap pagi komunitas tersebut bersih-bersih pantai, dan juga menanami lahan gersang menggunakan bibit pohon pelawan, keramunting, nasik, akasia, pohon aru dan mangrove sebagai tanaman utama.

“Kami disini sangat berharap adanya bantuan dari Pemerintah untuk membuat pemecah gelombang di area bibir pantai. Karena setiap memasuki musim barat, tiga hingga lima meter pantai mengalami abrasi dan pohon banyak yang tumbang,” ujar Juan.

“Kami sudah berusaha melakukan pengedaman bibir pantai menggunakan ratusan karung berisikan pasir untuk menahan sementara. Akan tetapi apalah daya upaya kami, tak bisa menahan kerasnya hempasan ombak,” tambah Juan selaku ketua GreenBoys.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *