Stop Karhutla, Limbah Kebbun  Jadi  Rupiah 

Pemanfaatan Limbah Kayu untuk Menyokong Agenda Net Zero Emisi 2060Upaya Konkret untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan dan Menghasilkan Pendapatan_

Airduren, Seputarbabel.com — Pencemaran lingkungan dan kerusakan habitat flora dan fauna akibat pembakaran lahan adalah masalah serius yang perlu diatasi. Namun, di tengah tantangan ini, ada solusi efektif yang tidak hanya melindungi alam tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat.

PT. Biro Teknik Sinar Baru – Kopetindo (Koperasi Terbarukan Indonesia) dan PT. Solusi Energi Inovatif telah menjalin mitra strategis dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk menyediakan bio massa, langkah menuju Net Zero Emisi (NZE) pada tahun 2060. Ini adalah langkah konkret yang mendukung target pemerintah Indonesia untuk mencapai 23% bauran energi terbarukan pada tahun 2025.

“Hal ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan kami untuk membantu pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Kami berharap dapat menjadi salah satu penyokong utama dalam pencapaian target bauran energi nasional, sekaligus membantu PLN menjadi garda terdepan dalam mewujudkan agenda ini,” ujar Rahardi Perdana, SH, MH, Humas Koperasi Energi Terbarukan Indonesia (KOPETINDO)

Salah satu aspek penting dari inisiatif ini adalah pemanfaatan limbah kayu dari masyarakat di luar kawasan hutan. Limbah kayu, khususnya karet tua yang sudah tidak produktif, dianggap memiliki nilai ekonomis yang besar. PT. KSO-BKS siap membeli kayu tersebut dengan harapan dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.

Kayu yang diterima memiliki persyaratan panjang maksimal 1 meter. Setelah dikumpulkan, limbah kayu ini akan diolah di pabrik menjadi wood chip. Wood chip ini akan digunakan untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, yang merupakan langkah penting dalam mengurangi emisi karbon.

Inisiatif seperti ini tidak hanya melindungi lingkungan dan habitat alam, tetapi juga memberikan dampak meningkatkan perekonomian di masyarakat sekitar sejalan dengan aspek green circular economy sehingga keseimbangan alam tetap terjaga dan masyarakat semakin sejahtera

(RLS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *