Dijelaskannya, jika perusahaan pertambangan sangat beragam dengan berbagai bidang. Sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetisi global, agar mereka dapat terserap dalam industri global. Sehingga penerapan hasil studi setahun tadi, dapat diterapkan tidak hanya di dalam negeri namun sampai ke luar negeri. “Kalau ilmunya boleh saja diambil di Tanjung Enim, tapi ilmu yang didapat jangan hanya diimplementasikan di lokal,” pinta Rizki.
Terlebih, diingatkan Rizki jika PT Timah sedang mengembangkan pertambangan di Nigeria dan Laos. Jika penyerapan ilmu yang didapat pada penerima beasiswa dapat maksimal. Tidak tertutup kemungkinan mereka akan menjadi sumber daya baru untuk pengembangan usaha perusahaan di luar negeri tadi. “Implementasinya tidak hanya di lokal tapi juga di luar negeri, apalagi PT Timah sedang mengembangkan pertambangan di Nigeria dan Laos,” ungkapnya.