Semester I 2020, PT Timah Lunasi Utang Rp 1,6 Triliun Juga Alokasikan 600 Miliar

Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Perbaikan kinerja keuangan PT Timah Tbk sejalan dengan membaiknya arus kas, ditandai beberapa langkah efisiensi dan pelunasan utang. Angka proyeksi pencapaian tahun berjalan, tergambar positif hingga triwulan II 2020. Karena terus mengoptimalkan posisi arus kas, menjaga kesehatan kinerja keuangan sekaligus mengurangi beban bunga. Salah satu strateginya membayar Rp 1,6 triliun utang perseroan hingga triwulan I 2020, sekaligus mengalokasikan Rp 600 miliar melunasi hutang obligasi dan sukuk.

Pertemuan Direksi PT Timah dengan media di TINS Gallery & Boutique Resto Rabu (15/7/2020) malam, dihadiri Direktur Keuangan PT Timah Tbk Wibisono dan Direktur Niaga PT Timah Tbk Purwoko. Dalam rilis kegiatan tersebut, dikatakan untuk menyehatkan kinerja keuangan perusahaan tahun ini. Triwulan I, hutang telah dibayar Rp 1,6 triliun dengan secara bertahao mengalokasikan guna melunasi utang obligasi dan sukuk jatuh tempo  September 2020. “Kami akan mengurangi total utang jangka pendek secara bertahap, hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan arus kas sekaligus mengurangi beban bunga,” tulis liris dari Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk ini.

Jumlah itu terdiri dari obligasi penerbitan tahun 2017 I Seri A sebesar Rp 480 miliar dengan tingkat bunga 8,5% dan sukuk ijarah penerbitan tahun 2017 I Seri A senilai Rp 120 miliar. Keduanya akan jatuh tempo 28 September 2020. Penjelasan rencana pelunasan utang obligasi sudah disampaikan secara tertulis kepada Pefindo maupun pihak terkait.

Wibisono menyebutkan PT Timah juga melakukan berbagai langkah – langkah perbaikan untuk peningkatkan kinerja. Melalui efisiensi  setiap lini bisnis, optimalisasi alat produksi dan menjaga kinerja produksi dan pejualan agar casflow tetap optimal. “Pelunasan utang ini kita peroleh dari restitusi pajak dan kas internal, untuk obligasi kita sudah alokasikan anggarannya,” ungkapnya.

Sebelumnya ia juga telah mengatakan kepada media di Jakarta, alokasi membayar outstanding pinjaman menjadi prioritas dengan tidak mencari utang baru dari penerbitan obligasi. “Nilai restitusi perseroan di laporan keuangan terakhirmencapai Rp 2 triliun. Kami sudah menerima pembayaran sekitar Rp 600 miliar, targetnya tahun ini bisa menerima Rp 1,5 triliun,” kata Wibisono Juni kemarian.

Sementara itu Purwoko juga menjelaskan terkait langkah PT Timah tahun lalu, dengan program pembelian Sisa Hasil Produksi (SHP) adalah upaya total mining yang diwajibkan oleh regulasi. Sehingga setiap mineral hasil penambangan dapat diambil manfaatnya sebanyak mungkin. “Terkait  kenapa kita melakukan SHP yang didalamnya ada potensi beberapan mineral yang lainnya, harapan kita adaah selain kita dapat biji timahnya, kita juga melakukan pemanfaatan dari mineral – mineral ikutan terutama rare earth atau zirkon atau lainnya. Kalau kita dari awal sudah beli yang high grade, tadi mineral – mineral lainnya tertingal,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *