Bangka, Seputarbabel.com — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bangka 2025 mulai diwarnai dengan gagasan-gagasan segar. Salah satunya datang dari bakal calon Bupati Bangka, Rustam Jasli, yang mengusung konsep revolusioner: 8 Pilar Bisnis Berbasis Potensi Lokal di setiap kecamatan.
Gagasan ini disampaikannya saat mengembalikan formulir pendaftaran di Kantor DPD Partai NasDem Bangka, Rabu (16/4/2025). Dalam penyampaiannya, Rustam menekankan bahwa program ini bukan sekadar janji, tapi strategi konkret untuk menggerakkan ekonomi rakyat dari bawah.
“Kalau satu kecamatan penghasil nanas, kita bantu bangun pabrik pengolahan sirup nanas. Kalau ada alpukat, kita buat produk olahannya. Nanti dikelola oleh BUMDes atau BUMD. Ini akan jadi motor penggerak UMKM dan ekonomi masyarakat secara langsung,” jelasnya.
Rustam Jasli bukanlah sosok baru dalam dunia politik. Lahir di Desa Kimak, Kecamatan Merawang, ia pernah menjabat sebagai anggota DPRD di Kota Balikpapan. Dengan pengalaman panjang di legislatif dan pemerintahan, ia kembali ke tanah kelahirannya dengan semangat membangun.
“Saya kembali ke Bangka dengan niat tulus. Ingin membangun kampung halaman, hadir langsung di tengah masyarakat, mendengar keluhan mereka, dan bersama mencari solusi,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Rustam juga menyoroti pentingnya keberanian kepala daerah dalam memperjuangkan kepentingan keuangan daerah, terutama Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat.
“Kita tidak bisa duduk diam. Kepala daerah harus berani turun ke pusat, perjuangkan dana untuk pembangunan. Bangka butuh pemimpin yang aktif dan gigih,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya keberpihakan pemerintah terhadap petani, khususnya dalam mekanisme harga komoditas seperti sawit dan lada yang kerap tak berpihak pada petani kecil.
“Pemerintah daerah harus hadir. Harga sawit yang terus menurun ini butuh solusi. Jangan biarkan petani berjalan sendiri,” tambahnya.
Rustam mengakui bahwa sektor pertambangan punya peran penting di Bangka, tapi ia menegaskan bahwa masa depan daerah tidak bisa hanya bergantung pada tambang.
“Kita jujur saja. Yang banyak naik haji itu bukan penambang, tapi petani. Artinya, pertanian punya dampak nyata bagi masyarakat. Maka sektor ini harus kembali kita hidupkan,” ujarnya.
Bagi Rustam, pembangunan harus diarahkan pada sektor-sektor produktif yang memberdayakan masyarakat secara langsung mulai dari pertanian, UMKM, hingga ekonomi kreatif.
Rustam Jasli mengakhiri pernyataannya dengan menyampaikan komitmen untuk membangun Bangka secara adil dan menyeluruh.
“Membangun Bangka bukan cuma soal membangun gedung atau jalan. Tapi bagaimana rakyat bisa merasakan dampaknya. Kita ingin Bangka kembali ke masa keemasan, bukan karena tambang semata, tapi lewat pertanian, UMKM, dan kreativitas masyarakat,” tutupnya optimistis.