PT Timah Pionir Reklamasi Laut

Seputarbabel.com, Bangka – Memiliki cadangan mineral logam timah di laut, menjalankan tata kelola penambangan baik dan benar. Membuat PT Timah Tbk bukan hanya memikirkan jumlah prduksi saja. PT Timah juga menjadi pionir dalam melakukan reklamasi kawasan tambang di laut, karena konservasi laut pun jadi fokus perusahaan.

Dosen Ilmu Kelautan Universita Bangka Belitung (UBB), Indra Ambalika membenarkan jika PT Timah menjadi pionir dalam melakukan reklamasi laut. Program transplantasi karang dan fish shelter, sebagai cara reklamasi yang pun diakuinya berhasil. “PT Timah menjadi contoh, pembelajaran, dan pedoman dalam melakukan reklamasi laut,” katanya.

Ia menjelaskan, reklamasi laut dilakukan PT Timah sejalan dengan studi analisa dampak lingkungan (Amdal) perusahaan. Reklamasi laut dilakukan sesuai dengan rencana reklamasi bukan aksidental. Begitu juga komitmen dan konsistensi PT Timah dalam melakukan reklamasi laut, baginya patut diapresiasi.

“PT Timah pionir di dalam melakukan reklamasi laut, ini terbukti di Kementerian ESDM saja baru menyusun draft format untuk reklamasi laut. Karena belum pernah ada perusahaan lain yang benar-benar mengerjakan reklamasi laut sesuai dengan rencana reklamasi perusahaan,” papar Indra.

Ia berharap, kedepannya PT Timah tetap konsiten melakukan reklamasi laut karena penambangan yang ramah lingkungan bukan mustahil untuk dilakukan. “Sumber daya alam tetap bisa dimanfaatkan tapi harus melestarikan lingkungan. Ini harus dicontohkan ke perushaaan lain,” pinta Indra

Ia melihat sebenarnya bukan hanya PT Timah memiliki izin usaha pertambangan (IUP) di laut. Seharusnya komitmen dan konsistensi rehabilitasi PT Timah bisa diikuti. “Saya berharap ini dicontoh dan ditularkan ke perusahaan pertambangan lainnya. Jangan ramai – ramai mengambil SDA, tapi juga memperbaiki habitat yang ada dan PT Timah sudah memulai itu,” tutupnya.

Terpisah, Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan Anggi Siahaan mengatakan, kegiatan reklamasi laut yang dilakukan perusahaan juga melibatkan masyarakat sekitar seperti nelayan. “Kita melibatkan masyarakat, untuk menurunkan terumbu karang dan fish shelter kita gunakan perahu nelayan. Sehingga nantinya mereka bisa tau dan menikmati hasilnya kalau itu sudah bertumbuh,” jawabnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *