Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, optimis pertumbuhan penjualan dan pendapatan perusahaan akan meningkat. Dia memproyeksi tahun ini laba bersih perusahaan akan terus tumbuh, sehingga memperkuat holding tambang dan meningkatkan dividen untuk negara.
Menurut Riza bagian dari upaya perusahaan menjadi the biggest tin mining producer in the world. PT Timah melakukan berbagai penguatan internal khususnya dalam bidang produksi. Ada tiga langkah strategis yang dilakukan perusahaan, yaitu meningkatkan level cadangan, pembesaran kapasitas pada sarana produksi dan rekondisi serta pembangunan teknologi baru untuk peleburan.
Salah satu upaya Timah meningkatkan cadangan dan menambah pendapatan adalah dengan ekspansi ke luar negeri. “Tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan cadangan, meningkatkan produksi dan penjualan. Sehingga meningkatkan kontribusi timah kepada induk usaha,” jelas Riza.
Sepanjang 2017, PT Timah mencatat laba bersih sekitar Rp 502 miliar. Walau pun pada kuartal I – 2018, penjualan dan laba bersih turun. Pendapatan PT Timah Rp 2,03 triliun per Maret 2018, turun 0,6% dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp 2,05 triliun. Sedangkan laba bersihnya turun 17% menjadi Rp 54,6 miliar dari sebelumnya Rp 65,9 miliar.
Selain faktor cuaca, penjualan timah melambat akibat pemberlakuan regulasi baru ekspor timah batangan. Kondisi itu membuat ekspor perusahaan itu tertahan. Akibatnya, pertumbuhan penjualan perseroan pada kuartal I 2018 di bawah target. Volume penjualan rata – rata hanya 2.000 ton per bulan pada kuartal I tahun ini.
Langkah ini ditempuh dengan pembetukan perusahaan patungan (joint venture) dengan Topwide Venture Ltd, perusahaan Nigeria. Nilai investasi atas kerjasama itu diperkirakan sebesar US$ 26 juta. Nilai investasi itu sudah mencakup hampir semua skala operasional dan produksi yang dibutuhkan saat ini.
Nilai investasi sudah disepakati oleh kedua pihak melalui pendandatanganan perjanjian kerjasama atau shareholder agreement pembentukan Joint Venture Co. Kegiatan itu lanjutan dari kesepakatan joint venture agreement(JVA), dengan komposisi saham masing – masing 50% yang dilakukan keduanya sejak Desember 2017.
Timah bersama perusahaan asal Nigeria itu akan mengoptimalkan areal konsesi pertambangan seluas 16.000 hektare (ha). Untuk tahap awal, perusahaan ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 5.000 metrik ton ingot per tahun. “Kami juga menggandeng PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk kegiatan eksplorasi di Nigeria,” katanya.