Sungailiat,Seputarbabel.com – Calon Bupati Bangka, Mulkan, menyampaikan rencananya untuk mendorong pengembangan industri pengolahan di Bangka, khususnya dalam sektor kelapa Sawit dan pertanian.
Hal itu disampaikannya didepan ratusan masyarakat Sungailiat, saat menghadiri tasyakuran di kediaman mantan Ketua DPRD Bangka, Parulian Napitupulu, atau yang akrab disapa Bang Ucok, Senin (7/10/24) malam.
Menurut, Mulkan selama masa kepemimpinannya, Kabupaten Bangka telah memiliki sembilan pabrik Crude Palm Oil (CPO) yang aktif beroperasi hal itu untuk memudahkan masyarakat dalam pemasaran TBS sawit yang di miliki,
Mulkan mengingat kembali tantangan yang dihadapinya saat awal kepemimpinannya, Periode 2018-2023, saat itu hanya terdapat enam pabrik CPO. Pada saat itu, penurunan harga sawit menjadi masalah utama, dan banyak pabrik enggan membeli Tandan Buah Segar (TBS) dari masyarakat.
“Saat itu, pabrik-pabrik menyampaikan kepada saya, ‘Pak Bupati, bagaimana kami mau beli dari masyarakat jika hasil kami sendiri belum terjual habis.’ Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kami,” ujarnya.
Kini, dengan sembilan pabrik CPO yang beroperasi di Kabupaten Bangka, Mulkan berharap dapat mengatasi tantangan yang sebelumnya dihadapi oleh petani sawit. Selain itu, ia juga menyatakan komitmennya untuk mengubah bekas pabrik ubi di Puding Besar menjadi pabrik CPO jika kembali terpilih sebagai Bupati Bangka periode 2024-2029
Mulkan juga menyoroti pentingnya diversifikasi industri pertanian di Bangka. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan fasilitas pabrik ubi untuk memproduksi sagu. “Kami ingin masyarakat dapat memanfaatkan tanaman lokal mereka dengan lebih baik. Nantinya kami juga akan menyediakan mesin pengolahan agar masyarakat tidak selalu menjual hasil panen dalam bentuk mentah, tetapi bisa mengolahnya sendiri,” jelasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Mulkan berharap dapat mendorong kemandirian ekonomi masyarakat Bangka melalui industrialisasi produk lokal. “Ke depan, kami ingin memastikan bahwa masyarakat Bangka dapat mengolah hasil bumi mereka secara mandiri, sehingga memiliki nilai tambah yang lebih tinggi,”pungkasnya.