Pada era 1980 hingga tahun 2000, di Pulau Bangka salah satu ajang bergengsi yang terkenal selain sepak bola adalah balap motor. Penonton selalu membludak. Mereka rela terpanggang panasnya sinar matahari demi menyaksikan aksi pembalap favoritnya. Maklum, ajang balap tersebut digelar di lahan bekas tambang timah seperti Parit VI, Koba, Jelitik, dan Pedindang.
Salah satu pembalap yang populer dan berprestasi saat itu adalah almarhum Dani Umar Baki. Dani dikenal sebagai raja dan sering berjaya di semua kelas yang diperlombakan, yakni grasstrack, sport, dan trail.
Prestasi Dani di tingkat lokal antara lain pernah menyabet juara umum FKPPI Cup Tahun 1990, juara umum event Sumur 7 Koba, dan kerap kali menjuarai seluruh kelas pada setiap perlombaan yang diselenggarakan.
Sedangkan di luar Bangka Dani pernah menyabet juara 1 dan juara 2 pada ajang Motocroos & Grasstrack di Sirkuit Talang Betutu pada 1986.
Dani adalah putra Umar Baki, seorang pejabat teras di Unit Penambangan Timah Bangka (UPTB/kini PT Timah Tbk). Umar Baki yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Kehutanan dan Kepala Biro Pendidikan PT Timah selalu memberi suport pada Dani. Bahkan setiap kali akan turun balap Dani selalu membawa motornya dengan mobil Toyota Kijang milik Umar Baki.
Kendati dalam kesehariannya Dani mengenakan kacamata namun jika sudah di atas roda dia begitu tangguh dan perkasa. Berbagai sirkuit yang medannya lumayan berat sudah dijajal oleh Dani.
Tentu saja selain skill dan keberanian, kehandalan Dani juga ditopang oleh motor balap yang bagus. Motor yang sering digunakan Dani pun beragam. Diawali dengan Suzuki FR, kemudian ke Suzuki RC 100 untuk Kelas Grasstrack dan Suzuki GP 100 hingga Suzuki TRS untuk Kelas Sport dan Suzuki TS untuk Kelas Trail.
Dani juga ditopang oleh tim teknisi yang mumpuni. Teknisi itu antara lain Mr. Fodut. Juga didukung keluarga dan tim suporternya yang fanatik seperti adik-adik Dani sendiri, antara lain Doni Golput.
Menurut Doni Golput, mereka saat itu bangga memiliki kakak atau saudara yang dikenal sebagai pembalap hebat di Pulau Timah. Mereka sering menonton saat almarhum tampil dalam ajang balapan di berbagai sirkuit. Ada rasa banga dan senang jika menonton langsung. Apalagi jika Dani tampil bagus dan berhasil menjadi juara.
Saat itu memang Dani dikenal sebagai juara di berbagai arena dan menjadi pembalap kebanggan masyarakat Pulau Bangka. Dani juga disegani dan dihormati oleh para pembalap lainnya seperti Caca, Alban, Syaiful, Didot Hormen, Jamal Toboali, Edy Permis, Ema Toka, Ayi Kawa, Joni Andrian, Aan Kubak, dan Muslim.
Namun akhirnya takdir Allah SWT berkehendak lain. Dani meninggal dunia pada 10 Juni 1992 setelah mengalami kecelakan di depan Bank Mandiri Pangkalpinang. Waktu itu kendaraan yang dikendarainya dihantam dari belakang oleh pengendara kendaran lain dengan kecepatan tinggi.
Kepergian Dani ditangisi masyarakat terutama pecinta dunia otomotif dan balap motor. Namun hingga kini nama besar Dani tetap dikenang sebagai pembalap legendaris dari Pulau Timah. (Irwanto/Doni Golput)