Jelang Akhir Jabatan Justiar, Bagaimana Program Nasional Lebih Punya Nilai Tidak Hanya Bagi Basel

Progresif dan visioner, bukti kepemimpinan Justiar Noer sebagai Bupati tidak dimiliki banyak mantan birokrat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Ia pun berupaya membangun infrastruktur, mendorong realisasi pembangunan nasional. Sehingga berbagai program nasional, menjadi keuntungan tersendiri bagi Basel.

Farizandy (Daniel) —seputarbabel.com—

Merasa harus kembali maju, setelah tidak berhasil memimpin Basel dua priode. Justiar akhirnya terpilih kembali diperiode ke 3 Bangka Selatan menjadi Kabupaten. Bupati pertama pasca pemekeran Kabupaten baru Bangka Selatan ini, merasa cukup satu periode meletakan pondasi membangun Basel. “Pokoknya kita melaksanakan amanah, awalnya kita maju (kembali) itu (targetnya) sebagai apa?,” buka suami dari Ekawati ini diwawancara.

Alasan ia maju kembali, karena periode ke 2 Kabupaten Basel pasca pemekaran justru mengalami kemunduran. Itulah salah satu alasan, Justiar kembali bertarung di Pilkada Basel 5 tahun lalu. Membangun Basel, bukan hanya jargon atau slogan diera kepemimpinan Justiar saat ini. “5 tahun ini diangkat kembali pondasi, walau pun banyak yang direfisi karena tidak sesuai. Alhamdulillah luar biasa (kemajuannya),” sambung ayah Aditya Rizki Pradana.

Wilayah dengan luas sekitar 360.708 hektar, kini telah memiliki Kawasan Industri Sadai (KIS), dengan luas awal 1200 hektar. Bukan hanya itu, setidaknya 2 lagi kawasan yang dikembangkan Justiar mendorong kebijakan nasional menguntungkan bagi daerah. “Diluar KIS, kita kembangkan kawasan untuk stok oil (pengelolaan minyak mentah dan gas),” jelas Justiar, serta terkait rencana kawasan transit kapal – kapal internasional sebelum masuk ke pulua di Nusantara.

Keppres terkait kilang minyak, agar perusahaan minyak dan gas, harus mengurangi impor minyak mentah dan kondensat. Membuat Justiar membaca peluang, 6 bulan sebelum Keprres itu keluar ia siapkan kawasan untuk mengakomodir kebijakan. Satu kebijakan kawasan di periode saat ini memang memiliki banyak dampak.

“Tapi kita pancing, dengan adanya industri di sini karena ada kepres. Dengan kita bangun (infrastruktur) ini menjadi daya ungkit. Dengan keluarnya Keppres itu membuat perusahaan minyak dalam atau luar negeri harus punya kilang minyak, jangan minyak mentah diekspor harus punya kilang minyak. Diluar KIS kita mengembangkan kawasan untuk stok oil,” papar Justiar.

Kemudian, soal kebijakan nasional Tol Laut, ia juga mendorong agar Bangka menjadi bagian dari program nasional ini. Karena menurutnya, dengan gagasan mengurai kepadatan parkir kapal di Tanjung Priok. Bisa menarik kebijakan, agar kapal – kapal dari luar negeri sebelum ke pulau tujuan bisa transit di Bangka Selatan. “Manfaat menguarai beban Tanjung Priok, kita juga mencari model bagaimana memulai tol laut itu di Bangka,” sambung Justiar.

Justiar, tidak mau setelah KIS dibentuk dengan Keppres justru tidak menguntungkan bagi Basel. Karena selain pengembangan kawasan industri, Sadai perlu pengelolaan pelabuhan. Kawasan Industri Terpadu, ia pastikan tidak berkaitan dengan pengelolaan pelabuhan. Padahal, pengelolaan pelabuhan akan sangat menguntungkan daerah bila bisa dikelola juga oleh daerah.

“Itu sesuatu yang tidak muda, karena pengelolaan kawasan dan pelabuhan di kita (republik Indonesia) berbeda. Kawasannya punya kita, tapi lautnya jadi milik perusahaan pengelola pelabuhan. Badan Pengelola Pelabuhan dan Badan Pengelola Kawasan dua hal yang berbeda, di Bangka Selatan keduanya milik kita,” ungkap Justiar.

Soal jembatan Bangka – Sumsel, karena kewenangan kementerian (pemerintah pusat) tidak membuatnya menunggu. Menurutnya berbagai program kawasan tadi, akan memacu realisasi jembata Bangka – Sumsel tersebut. Karena dari KIS, lapangan pekerjaan tidak menjadi sektor yang memiliki imbas dari program itu. Karena semua sektor terdampak.

“Semua elemen masuk, partanian, pendidikan masuk karena industri, kesehatan, koperasi dan tenaga kerja. Itu (efek) dari KIS. Sektor (prioritas diluar pertambangan dan pariwisata), perkebunan dan pertanian juga ikut (dapat imbas positif), cuman (karena maksimal) dari industri, KIS mempunya dampak besar sehingga banyak sektor (terdukung),” aku Justiar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *