Bangka,Seputarbabel.com – Dalam dunia politik, sekecil apa pun celah bisa dimanfaatkan untuk menyerang lawan, termasuk hal yang dialami Calon Bupati Bangka, H.Mulkan, SH.MH. Ditengah masa kampanye Pilkada, Mulkan menjadi sasaran ujaran dalam sebuah rekaman percakapan WhatsApp yang viral di masyarakat.
Dalam rekaman tersebut, Mulkan dituduh meminta pengembalian uang bimbingan teknis (bimtek) dari para pegawai desa se-Kabupaten Bangka yang mengikuti kegiatan di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Belitung pada tahun 2023, saat ia masih menjabat sebagai Bupati Bangka.
Romiyati, diduga sebagai pelaku penyebaran rekaman tersebut, menyebut Mulkan meminta pengembalian sebesar Rp 1,1 juta dari total Rp 2,6 juta yang diterima setiap peserta bimtek.
“Kami dari desa disuruh kembalikan. Seluruhnya itu se-Kabupaten Bangka Induk. Mulkan itu lah yang suruh kembalikannya,” ujar Romiyati dalam pesan suara yang telah menyebar luas.
Selain tuduhan itu, rekaman tersebut juga mengandung pernyataan ketidaksukaan pribadi terhadap Mulkan. “Kami kalau Ramadian, oke-oke saja, tapi Mulkan itu kami benci lihatnya,” lanjutnya.
Setelah pesan suara tersebut menyebar dan menjadi perbincangan publik, beberapa hari kemudian Romiyati akhirnya mengakui bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Ia secara terbuka meminta maaf kepada Mulkan dan masyarakat Bangka.
“Saya, Romiyati, memohon maaf kepada H. Mulkan, S.H., M.H., dan seluruh masyarakat se-Kabupaten Bangka. Voice note yang saya kirimkan kepada saudara Yudi itu tidak benar. Itu bukan perintah Pak Mulkan, melainkan temuan dari Inspektorat Bangka,” ungkap Romiyati, Senin (30/9/2024).
Romiyati juga menjelaskan bahwa temuan pengembalian uang bimtek oleh Inspektorat Kabupaten Bangka telah sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menghindari potensi kerugian negara.
“Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada Pak Mulkan dan masyarakat. Pak Mulkan tidak pernah memerintahkan pengembalian uang bimtek tersebut,” kata Romiyati penuh penyesalan.
Ia pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya dan berharap agar masyarakat dapat memahami situasi yang sebenarnya. Kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
(Rls)