Bangka, Seputarbabel.com – Kesenjangan ekonomi di Provinsi Bangka Belitung semakin tajam, dengan angka kerugian ekonomi yang mencapai Rp271 triliun. Kondisi ini tak hanya dirasakan oleh para penambang timah yang menghadapi kesulitan akibat harga timah yang tidak kunjung membaik, tetapi juga memukul para nelayan di berbagai wilayah, termasuk di Kabupaten Bangka.
Penurunan daya beli masyarakat akibat lesunya perekonomian berdampak langsung pada harga ikan yang jatuh drastis. Kondisi ini semakin menyulitkan kehidupan nelayan kecil di Kabupaten Bangka yang harus berjuang di tengah kebutuhan hidup yang terus meningkat.
“Murahnya harga ikan membuat nelayan kecil berteriak kesulitan, padahal kebutuhan hidup semakin tinggi,” ungkap Ridwan, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bangka.
Menanggapi situasi sulit ini, HNSI Bangka meluncurkan program internet murah bagi anak-anak nelayan yang masih menempuh pendidikan. Ridwan menjelaskan bahwa program ini menawarkan layanan internet dengan biaya mulai dari Rp110 ribu per bulan, dengan kecepatan antara 12 Mbps hingga 30 Mbps. “Tanpa biaya pemasangan, hanya dikenakan biaya bulanan,” jelas Ridwan.
Program ini diharapkan dapat membantu anak-anak nelayan mengakses informasi pendidikan dan pengetahuan secara aman melalui internet. “Harapan saya, manfaatkanlah akses internet murah ini untuk belajar dan gunakan media sosial dengan bijak. Jangan mengakses internet untuk hal yang tidak bermanfaat,” tambah Ridwan.
Inisiatif ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. Shinta, seorang istri nelayan di Sungailiat, mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya program tersebut.
“Program internet murah yang dibuat oleh Ketua Ridwan sangat membantu anak-anak sekolah. Dengan harga yang terjangkau, kami bisa mengakses internet dan ini sangat mengurangi beban pengeluaran sehari-hari,” ujarnya.
(Sumber: HNSI Bangka)