SEPUTARBABEL.COM, BANGKA – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus mengedukasi masyarakat mengenai gerakan TOSS, yaitu Temukan Obati TBC Sampai Sembuh. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya percepatan eliminasi tuberkulosis (TBC).
“Informasi tentang pentingnya pencegahan dan pengobatan tuberkulosis harus disampaikan kepada masyarakat, mulai dari gejala, pengobatan, dan pencegahannya,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Muhammad Henri, Kamis (12/4).
Dengan melibatkan petugas kesehatan puskesmas wilayah setempat dan kader TB, lanjut Henri, pendekatan kepada masyarakat akan lebih mengena. Melalui penyuluhan, pengelola program dan tenaga kesehatan dapat menyampaikan arahan langsung kepada kader di lingkungan setempat,” jelas Henri.
Henri mengapresiasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan kader yang dilaksanakan di Kampung Sunda Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Selasa (10/4). Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Puskesmas Belinyu berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Menurut Henri, kader sebaiknya jeli dalam melakukan aksi ketok pintu untuk menemukan warga yang diduga menderita TBC. “Kunjungan kader ke rumah-rumah warga bisa dibilang jemput bola. Hal ini akan mempermudah kerja puskesmas untuk memantau warga yang mengalami gejala TBC dan menindaklanjutinya,” lanjutnya.
Pengelola program tuberkulosis Puskesmas Belinyu, Wahyu Kurniawan mengatakan bahwa dukungan kader sangat penting dalam gerakan TOSS. “Baru menemukan saja bukan berarti tugas kita selesai. Kita harus berusaha agar penderita sembuh dari TBC secara total,” tegas Wahyu.
Dalam penyuluhan yang dihadiri oleh warga setempat dan kader, Wahyu menjelaskan agar waspada jika ada keluarga, saudara, kerabat yang mengeluhkan gejala TBC.
“Misalnya, batuk tidak berhenti, saat malam berkeringat, padahal tidak beraktivitas, serta badan bertambah kurus. Nah, mendapati gejala seperti itu bukan berarti langsung dianggap TBC, apalagi langsung tuduh,” jelas Wahyu.
Laporkan kepada pihak puskesmas jika memang ada warga yang bergejala seperti itu. “Yang berhak menyatakan bahwa pasien itu menderita TBC adalah petugas kesehatan resmi puskesmas. Itu pun berdasarkan hasil pemeriksaan dahak yang dilakukan di laboratorium,” tegas Wahyu.
“Bagi yang memang dinyatakan sebagai TBC, penderita harus berobat di puskesmas atau pelayanan kesehatan resmi standar TBC. Obatnya gratis dan akan diarahkan cara pengobatan yang benar,” pungkas Wahyu.