Bantu Pendapatan Masyarakat, PT Timah Libatkan Pelaku Usaha Lokal Produksi Masker, Dalam Penanganan Covid-19 Belitung

Seputarbabel.com, Belitung –Penanggulangan penanganan dan pencegahan virus corona (Covid-19) di Pulau Belitung terus dilakukan PT Timah Tbk. Berbagai langkah sinergitas terus dilakukan, diantaranya program CSR PT Timah Tbk mendorong perekonomian pelaku usaha lokal tetap bergerak. 2000 masker dibagikan sebagai penanganan penyebaran Covid-19, dengan melibatkan penjahit lokal untuk memproduksinya.

Ini Sinergitas PT Timah Tbk mendorong perekonomian penjahit lokal agar dapat pemasukan, karena mitra binaan mereka akan melibatkan penjahit lainnya agar target produksi terpenuhi. Dari informasi, diketahui jika mitra binaan, melibatkan para penjahit lain agar produksi masket pesanan PT Timah tadi tepat waktu.

Bahan masker pesanan PT Timah katun Toyobo berlapis dengan bahan Furing Asahi dan maskernya pun berlapis. Setidaknya mitra binaan penerima order pengadaan masker tadi akan melibatkan 5 penjahit lain untuk menyelesaikan 1000 masker tepat waktu. Dipastikan Kepala Unit Produksi Belitung Anton Saputra, untuk pesanan 2000 masker tidak hanya dari satu mitra binaan saja.

Anggi Siahaan

Pendemi Covid-19 membuat ekonomi dan pendapatan masyarakat maupun pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kurang menggembirakan. Dengan melibatkan pengerajin lokal dalam memproduksi berbagai alat pencegahan penyebaran Covid-19 di tiap wilayah penyaluran. Bukan hanya masker instalasi pencuci tangan pun melibatkan banyak pengerajin lokal tiap wilayah di mana titik penyaluran.

Menurut Kabid Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk, Anggi Siahaan anggota Mind Id ini berupaya agar ekonomi tetap bergerak dengan menjaga pendapatan masyarakat, yang menurut akibat pandemi Covid-19. “PT Timah melalui CSR melibatkan UMKM mitra binaan kita untuk memproduksi masker sebagai upaya pencegahan corona, sekaligus menggerakan ekonomi kerakyatan,” terangnya.

Sebelumnya, guna memproduksi unit instalasi pencuci tangan guna diletakan pada fasilitas publik, fasilitas umum, rumah ibadah dan lokasi strategis agar dapat digunakan masyarakat luas. Mereka juga melibatkan lebih dari satu pelaku usaha lokal di wilayah pada lokasi penyaluran. “Kita libatkan sekitar pengerajin lokal di tiap wilayah penyaluran itu tujuannya agar ekonomi kerakyatan tetap bergerak,” sambung Anggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *