PANGKALPINANG,Seputarbabel.com- Penulis dan Sejarawan Bangka Belitung, Drs. Akhmad Elvian Sangat mendukung diresmikan museum Cual Ishadi kota Pangkalpinang.
Dengan adanya Museum Cual Ishadi ini bisa melestarikan budaya bangsa melalui kain cual khas Bangka Belitung yang sudah mendunia
“Kedepan kain cual yang berada di luar daerah dan luar negeri dapat kita tarik kembali serta motif motif lama bisa di tenun kembali,”ungkapnya
Hal ini untuk memberikan perlindungan terhadap kain cual khas Bangka Belitung. Kedepan kain cual bisa di jadikan alternatif penunjang dunia pariwisata di kota Pangkalpinang dan provinsi kepulauan Bangka Belitung(Babel)
“Dari tahun 1990 baru ada 40 penenun di Bangka Belitung, ini sebuah perkembangan yang sangat lamban, dengan adanya Museum cual Ishadi ini bisa mengembangkan usaha tenun kain cual,” Sebut mantan Kepala dinas Pariwisata,kebudayaan,pemuda dan olahraga kota Pangkalpinang. Selasa,(15/8)
Museum cual ini bisa dijadikan sebagai Destinasi, edukasi,perlindungan dan pengembangan kain cual bagi masyarakat untuk lebih mengenal sejarah kain cual.
“Dulu fungsi premier hanya untuk upacara adat, acara resmi, kini kita harus menjadikan kain cual sebagai fungsi sekunder, jadi bisa dipakai kapan saja dan menjadi kebanggaan masyarakat,” tegasnya
Kedepan kain cual bisa jadi cenderamata, pajangan, hingga hiasan. Inilah menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat.
“Ini merupakan kebanggaan masyarakat kota Pangkalpinang, karena pusat cual ada di bangka barat, kini pengembangannya di kota Pangkalpinang,” sebutnya
Kini Pangkalpinang sudah memiliki dua museum. Yang pertama museum Timah yang menampilkan sejarah pertambangan di Babel. Kini ada lagi museum cual Ishadi untuk pelestarian sejarah dan perlindungan kain cual khas Bangka Belitung.
“Kedepan lebih banyak lagi museum di kota Pangkalpinang, seperti museum Lada dan museum gambir ini bisa menjadi penunjang dunia pariwisata kita,” akhirnya