Oleh: Marwan Alja’fari DPMP.
Ketua Umum PW MABMI Kepulauan Bangka Belitung
Sikap saling menghargai dan menerima perbedaan antara yang satu dengan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat tentunya sangat relevan dengan ajaran beragama maupun bernegara; itulah yang di sebut dengan bertoleransi.
Apalagi saat ini banyak orang yang datang berkunjung ke provinsi KBB sebagai tamu; patut disyukuri, namun para tamu yang datang tidak boleh melupakan adab/ etika saat bertamu jika ia mau diterima dan dilayani sebagai tamu oleh tuan rumahnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para tamu agar adab saat bertamu di negeri Melayu KBB tidak dilanggar sehingga para tamu bisa dikatakan beradab. Hubungan baik antara tamu dan tuan rumah bisa disebut juga dengan toleransi, akan tetapi bertoleransi itu, jangan dipahami bahwa hanya pihak tuan rumah saja yang dipaksa harus bersikap baik dengan tamunya, sementara pihak tamu boleh bersikap seenaknya dan malah tidak tau diri di negeri orang, ini namanya toleransi makan hati sendiri, bukan toleransi sosio-politik.
Banyak orang berkata bahwa tamu adalah raja sehingga harus dilayani dengan sebaik mungkin. Memang benar bahwa tugas tuan rumah adalah melayani bahkan menjamu tamu yang datang. Hal tersebut sebagai bentuk menghargai tamu tersebut.
Namun, tentu saja bukan hanya tuan rumah yang wajib menghargai tamu. Sebaliknya, tamu juga harus menghargai tuan rumah agar toleransi bisa berjalan dengan baik. Tidak bisa toleransi itu hanya dipaksakan kepada tuan rumah saja, sementara tamunya malah jumawa tidak tahu diri dan tidak tahu adab dalam bertamu.
Sebagai tamu yang datang hendaklah menjadi tamu yang beretika. Jangan melakukan tindakan-tindakan yang tidak sopan dan membuat tuan rumah menjadi merasa tidak nyaman.
Berikut ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan tidak boleh dilakukan saat bertamu.
Pertama, jangan merepotkan tuan rumah.
Kewajiban tuan rumah adalah untuk melayani dan menjamu tamunya. Namun sebagai tamu, kita harus tahu diri dengan tidak membuat tuan rumah kerepotan karena sikap dan tindak tanduk kita yang tidak menghargai perasaan tuan rumah.
Tamu yang suka merepotkan dapat membuat tuan rumah menjadi kesal; hal tersebut akan membuat hubungan antara tuan rumah dan tamu menjadi tidak baik.
Yang kedua,
sebagai tamu hendaklah harus tahu menempatkan diri. Tempat tamu adalah di ruang tamu atau di teras rumah. Jika belum diizinkan masuk oleh tuan rumah , maka jangan masuk ke bagian rumah yang lebih dalam seperti masuk kekamar tidur. Hal tersebut dapat melanggar privasi tuan rumah dan membuatnya merasa tidak nyaman.
Jika terpaksa masuk semisal ingin buang hajat di toilet, mintalah izin kepada tuan rumah. Jangan langsung masuk seenaknya saja.
Yang ketiga jangan membuat kegaduhan atau kebisingan.
Sebagai tamu hendaklah memahami adat dan budaya tuan rumahnya. Ada hal yang dianggap tabu dan tidak boleh dilanggar. Kebersamaan dan persaudaraan yang sudah ada jangan dipecah-belah dengan membuat kekuatan-kekuatan baru atau kelompok pendukung baru, apakah itu karena kelompok alumni atau kelompok suku dan ras.
Yang seperti itu hanya akan merusak hubungaan baik, ketenangan lingkungan pun akan terjadi kegaduhan. Hal itu dapat mengganggu ketenangan tuan rumah, apalagi jika tuan rumah memiliki bayi yang masih harus diurus.
Hal tersebut akan membuat kita tidak disukai oleh lingkungan tempat kita bertamu.
Yang keempat sebagai tamu janganlah mengatakan hal yang menyinggung tuan rumah.
Saat bertamu, jangan mengucapkan hal-hal yang dapat menyinggung dan menyakiti hati tuan rumah. Misalnya dengan membuat statemen dan komentar yang melukai hati dan perasaan tuan rumah. Sebagai tamu hendaknya mampu menahan diri dari komentar-komentar yang tidak produktif, dan komentar yang membuat gaduh.
Hal tersebut dapat membuat suasana menjadi tidak nyaman. Bahkan, hubungan antara tamu dan tuan rumah dapat menjadi tidak baik.
Yang kelima, bertamu harus tau batas waktu. Kalau bertamu ke rumah orang tidak boleh lama- lama. Kita sebagai tamu harus
memperhatikan batas waktu bertamu. Didalam ajaran Islam lama waktu bertamu itu dibatasi hanya tiga hari, dan tuan rumah juga diwajibkan melayani tamunya Selama tiga hari juga.
sebagaimana sabda
Rasulullah :
“Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu adalah sedekah, tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumah.” (HR Baihaqi).
Jadi kita sebagai tamu harus tahu diri. Kalau sudah tiga hari segeralah pergi dan angkat kaki dari rumah tuan rumah, jangan bertahun-tahun menjadi tamu, karena selain kurang baik, juga akan memberatkan pihak tuan rumah.
Kelima hal di atas tidak boleh dilakukan saat bertamu di rumah orang melayu. Jangan pernah lakukan jika kamu tidak ingin diusir dari tempat yang kamu kunjungi. Ingat gagalnya kejuaraan sepakbola dunia U 20 di Indonesia disebabkan tidak diterimanya negara Israel sebagai tamu dikarenakan sikapnya yang telah banyak menyakiti perasaan negara lain akibat kejumawannya. Apakah kita mau bernasib seperti Israel yang selalu ditolak kehadirannya saat mau bertamu di negara- negara lain?
….Salam bertamu….