https://seputarbabel.com/wp-content/uploads/2023/11/IMG-20231120-WA0032.jpg

Pestisida Nabati Pada Tanaman Padi Dalam Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan di Babel

NURIDA Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Pertanian Universitas Bangka Belitung

 

 

Pangkalpinang, seputarbabel.com – Sistem pertanian yang berjalan saat ini mengalami kemajuan sangat pesat dalam berbagai aspek. Sektor pertanian adalah termasuk salah satu sektor utama bagi negara Indonesia sebagai penopang bagi penduduknya.

Tuntutan akan peningkatan produktivitas dan produksi membuat berbagai pihak yang menjadi bagian dalam dunia pertanian berlomba-lomba menciptakan produk yang mempunyai nilai untuk mendukung sektor pertanian. Produksi pertanian tidak lepas dari kendala adanya serangan OPT dan menyebabkan penggunaan pestisida kimia yang kehadirannya menjadi kebutuhan utama para petani.

Pestisida kimia sering digunakan sebagai pilihan utama dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), baik hama, penyakit, maupun gulma. Hal ini karena pestisida kimia mempunyai daya bunuh yang tinggi, mudah aplikasinya, serta hasil cepat terlihat.

Namun nyatanya petani kita belum menyadari efek penggunaan pestisida kimia baik dalam jangka waktu pendek maupun untuk jangka waktu panjang.

Penggunaan pestisida kimia tanpa pertimbangan ambang batas, aplikasi secara terus menerus dengan dosis yang tidak tepat serta aplikasi yang tidak sesuai yang tidak memperhitungkan dampak untuk diri sendiri dan lingkungan.

Dampak yang akan dialami tubuh yang terpapar bahan kimia dari iritasi hingga kerusakan organ dalam tubuh dapat terjadi bahan menimbulkan residu di dalam tubuh.
Sebagai makanan utama bagi masyarakat indonesia, produksi beras pun secara nyata di galakkan baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Tak terkecuali Provinsi Bangka Belitung melaksanakan program dalam rangka swasembada beras di tingkat daerah.

Program luas tambah tanam jenis padi sawah maupun padi tadah hujan secara intensif dilakukan pada setiap kabupaten di Bangka Belitung. Data statistik tanaman pangan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Kep. Bangka Belitung menunjukkan angka bahwa perkiraan kebutuhan beras untuk Provinsi Kep. Bangka Belitung adalah 150,613 ton per tahun (Susenas Tri I 2021 BPS dikali jumlah penduduk Babel dan koefisien sebaran kebutuhan bulanan 2022).

Sedangkan kemampuan produksi kita hanya 25 persen dari angka kebutuhan di atas, sehingga defisit kebutuhan beras adalah 41,75 ton per hektar.

Kendala terbesar pada budidaya padi di Bangka Belitung salah satunya adalah luasnya serangan hama dan penyakit tanaman padi. Umumnya petani Bangka Belitung masih mengandalkan pada penggunaan pestisida kimia dalam pekerjaan sehari-hari sebagai petani. Menyikapi hal tersebut tentu harus ada upaya untuk memperbaiki kondisi ini dengan memperkenalkan kepada petani bagaimana sistem pertanian berkelanjutan sebagai upaya memperbaiki cara berusaha dengan menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan tentunya tidak berbahaya bagi petani.

Tentunya teknologi yang ramah lingkungan ini dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang ada di sekitar kita. Sistem pertanian organik yang merupakan bagian dari pertanian berkelanjutan merupakan salah satu pilihan dalam mewujudkan pembangunan pertanian berwawasan agribisinis lingkungan.

Pertanian organik tidak hanya penggunaan pestisida nabati akan tetapi penggunaan pupuk organik cair sebagai upaya meminimalisir input bahan kimia, dengan tujuan akhir adalah produk padi yang dihasilkan merupakan beras organik yang aman di konsumsi.

Beberapa penelitian tentang pestisida nabati telah dilakukan penelitian. Pada penelitian yang dilakukan, beberapa bahan tanaman yang berpotensi sebagai bahan pestisida nabati mempunyai efektivitas terhadap hama dan penyakit tanaman Hama-hama padi yang menyerang tanaman padi mempunyai karakteristik berbeda sehingga beberapa bahan alami juga dilakukan penelitian dalam efektivitasnya pada hama.

Beberapa tanaman ataupun tumbuhan mempunyai kandungan minyak atsiri yang merupakan senyawa yang diekstrak dari tanaman dari bagian bunga, kulit, biji daun atau akar tanaman. Menurut penelitian yang sudah dilakukan di beberapa, Ekstrak tanaman yang menjadi minyak atsiri ini mempunyai aroma atau bau khas yang diyakini mempunyai manfaat sebagi obat.

Beberapa minyak atsiri dari tanaman mempunyai khasiat sebagai pestisida nabati antara lain yaitu daun jeruk yang diekstrak mempunyai daya bunuh terhadap hama walang sangit pada padi. Selain daun jeruk nipis, ekstrak kulit jengkol juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.. Dimanfaatkannya kulit jengkol sebagai pestisida nabati pada tanaman padi ternyata mempunya efetivitas.

Penelitian lain menunjukkan yaitu adanya manfaat dari ekstrak daun tembakau dan daun paitan sebagai pestisida nabati sebagai penghambat mortalitas hama walang sangit pada tanaman padi.

Selain hama padi menyerang di lapangan, pada pasca panen beras juga rentan terserang hama gudang. Dan serangan hama gudang ini dapat menyebabkan kerugian hasil yang sangat besar. Kutu beras yang menyerang beras, dapat dikendalikan dengan menggunakan daun pandan, bawang putih dan daun sirsak. Bahan tanaman ini memiliki efektivitas tinggi, bahan mudah didapatkan dan mudah diaplikasikan. Jadi, bukan hal yang tidak mungkin untuk menerapkan penggunaan pestisida nabati untuk mengendalikan hama tanaman padi di Bangka Belitung. Kesadaran akan keberlangsungan pertanian di masa yang akan mendatang sebagai dasar untuk merubah kebiasaan petani.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *