PANGKALPINANG – Harus ada sinergitas program dan kerja sama yang efektig antardinas kesehatan untuk mewujudkan universal health coverage atau cakupan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mulyono Susanto mengungkapkan, universal health coverage atau cakupan kesehatan akan dapat terwujud jika Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota saling bersinergi dalam program serta saling meningkatkan kerja sama.
Dikatakan Mulyono, pembangunan kesehatan saat ini tidak lagi diarahkan hanya melayani orang sakit, namun pengutamaan pelayanan kesehatan yang menjadikan orang sehat tetap sehat dan produktif sehingga upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventi.
“Pembangunan kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas tanpa mengabaikan pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan dan rehabilitatif,” kata Mulyono Susanto saat membuka Rapat Koordinasi Terpadu Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit dan Kesehatan Masyarakat yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Hotel Bangka City, Kamis (05/04/2018).
Saat ini, lanjut Mulyono, sebagian besar permasalahan kesehatan yang timbul disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak secara berlebihan, minim dalam mengonsumsi buah dan sayur serta kurangnya masyarakat dalam berolahraga.
“Sementara itu berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, proporsi penduduk Kepulauan Bangka Belitung termasuk tertinggi mengalami hipertensi dan diabetes,” ungkapnya.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Muhammad Henri mengatakan, berdsarkan data Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014, kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular, misalnya stroke menduduki peringkat pertama.
“Kondisi kesehatan masyarakat kita dikenal sebagai triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, penyakit tidak menular, dan penyakit yang seharusnya sudah teratasi. Hal ini memerlukan serangkaian penanganan program strategis serta implementasi dari berbagai program kegiatan secara terpadu lintas program dan lintas sektor,” ungkap Henri.
Menurut Henri, sebagai langkah strategis menyikapi kondisi tersebut, perlunya langkah dan program terpadu serta sinergisitas dan kolaborasi program yang lebih efektif antara pusat, provinsi, dan kabupaten/Kota.
“Untuk itu, peran bidang pengendalian penyakit dan kesehatan masyarakat sebagai wadah pelayanan kesehatan promotif dan preventif menjadi penting untuk keberhasilan pembangunan kesehatan di provinsi tercinta ini,” ujar Henri.
Rapat Koordinasi Terpadu Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit dan Kesehatan Masyarakat ini ini dihadiri oleh dinas kaesehatan tujuh kabupaten/kota, masing-masing dari bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, kesehatan masyarakat, dan perencanaan dan berlangsung selama tiga hari, mulai dari 05 hingga 07 April 2018.