Program Berkelanjutan Bagi Masyarakat Pasca Tambang

Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sebagai kawasan pertambangan, perlu memiliki program berkelanjutan bagi daerah dan masyarakat. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Babel, Jumat (9/8/2019) menggelar kegiatan peluncuran garis besar program tersebut di gedung Graha Timah.

Dengan meluncurkan Blue Print Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Pada Kegiatan Usaha Pertambangan. Gubernur Babel Erzaldi Rosman mengatakan, sumber daya alam melimpah berdampak bagi kesejahteraan masyarakat, buka sebaliknya. Sehingga perusahaan pertambangan punya rencana aksi dalam PPM.

PT Timah perusahaan tambang pertama di Indonesia, menyelesaikan dokumen Rencana Induk Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (RIPPM) periode 2019 – 2029, menjadi perhatian Gubernur. PT Timah diharapkan dapat mengelola lahan bekas tambang bersama masyarakat. “Dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat,” kata Erzaldi.

Pria yang akrab disapa Bang Dedi ini mencontohkan, pemanfaatan lahan bekas tambang sebagai lahan ternak sapi. Dengan dikelola masyarakat sekitar, sapi tersebut dapat memberikan penghasilan bagi peningkatan ekonomi. “Lahan eks tambang dikelola oleh masyarakat sekitar, untuk ternak sapi yang menghasilkan bahan kompos juga menambah penghasilan masyarakat,” ungkapnya.

Hadir dalam acara tersebut Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM RI, Muhammad Hendrasto. Direktur SDM PT Timah Tbk M Rizki dan pelaku usaha pertambangan di Babel. Kepala Bappeda Babel, Feri Insani dan Plt Dinas ESDM Babel Rusbani. “Bila PPM dilaksanakan maka pemberdayaan masyarakat di sekitar tambang akan terjadi,” terang Dedi.

Jika biasanya usai penambangan lahan dibiarkan dulu, sebelum reklamasi dan perencanaan lainnya. Namun dengan PPM, sudah bisa langsung melakukan aksi dengan mengubah dokumen rencana pasca tambang. Program pemberdayaan masyarakat juga dapat langsung bersinergi dengan program pemerintah.

Menurutnya dengan telah diluncurkannya cetak biru PPM ini, maka seluruh perusahaan yang memiliki IUP harus mempunyai program ini. Terkait program berkelanjutan ini PT Timah telah menyiapkan lahan seluas 400 hektar. “Selanjutnya akan kita bahas dengan PT Timah terkait dimana lokasinya, target PT Timah lahan seluas 400 hektar,” tutur Dedi.

Sebagai komoditas mineral logam, hanya Babel yang sudah selesai menyusunnya.
pionir penyusunan cetak biru PPM, baru 4 dari 34 Provinsi melakukan hal tersebut.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara, Muhammad Hendrasto mengapresiasi dan terus mendorong pelaku usaha pertambangan di Babel menyusun rencana induk program PPM.

Program PPM ini adalah upaya perusahaan pertambangan dalam rangka mendorong peningkatan perekonomian. Mutu pendidikan, sosial budaya, kesehatan juga lingkungan kehidupan masyarakat di sekitar tambang. “Yang sesuai dengan cetak biru, sehingga semua Program PPM akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sejalan dengan program Pemprov Babel,” terang Hendrasto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *