Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Narasi mantan Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD), Yudi Suhasri, terkait alasan posisinya diganti. Menjadi sorotan salah satu pimpinan DPRD Babel, Edi Nasapta, karena pernyataan tersebut resmi kepada wartawan (statemen). Seharusnya alasan jabatan Yudi, diganti sebagai Plt Kepala BKPSDMD tidak perlu diungkapkan apalagi sampai menanggapi pertanyaan wartawan.
Wakil Ketua DPRD Babel dari fraksi NasDem ini mengatakan, narasi itu tidak seharusnya ditanggapi. Karena berpotensi menimbulkan opini seolah kebijakan mutasi yang diambil Gubernur sarat dengan tekanan. Karena Yudi sebagai Plt Kepala BKPSDMD diganti Yunan Helmi, setelah mutasi 121 eselon III dan IV, Jumat (18/7/2025) lalu. “Ini (narasi) jelas menciptakan persepsi negatif dan membuka ruang spekulasi yang tidak sehat di tengah masyarakat, serta merusak citra birokrasi daerah kita,” sesal Edi.
Pelantikan jabatan eselon tersebut adalah mutasi pertama di lingkungan Pemprov era pasangan Berdaya (Bersama Hidayat – Ellyana) memimpin. Ia menegaskan jika pergantian jabatan adalah hak prerogatif Gubernur Babel Hidayat Arsani.
“Saya mengajak seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menjaga etika komunikasi publik, menghindari narasi personal, dan fokus melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat. Jabatan bukan hak, melainkan amanah yang diberikan negara,” himbau Edi.
Ia menambahkan, pergantian pejabat dalam sistem pemerintahan adalah hal wajar. Mutasi dan rotasi jabatan adalah bagian dari evaluasi organisasi, harus dipandang keputusan administratif sah, obyektif dan profesional. “Bukan sesuatu yang perlu dikaitkan dengan kepentingan personal atau perasaan kelompok tertentu,” ujarnya.
Perlu diketahui, pasca melakukan mutasi jabatan eselon III dan IV, posisi Yudi diganti. Lalu kepada wartawan Yudi menyampaikan narasi jika alasan diganti, adalah karena tidak mampu mengakomodir keinginan Gubernur dalam mutasi itu. “Saatnya kita semua bekerja dengan tenang, profesional dan tidak memancing persepsi yang justru memperkeruh suasana birokrasi,” sambung Edi.