Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Setelah mencatat laba bersih Rp 300,57 miliar di kuartal III – 2017, PT Timah Tbk mencatat kenaikan pendapatan. Target pendapatan tahun ini Rp 10,7 triliun, perusahaan optimis kinerja positif. Dari perkiraan pendapatan yang mencapai Rp 9 triliun di tahun 2017, perusahaan anak holding pertambangan menargetkan kenaikan 18,9 persen tahun ini.
Peningkatan produksi perusahaan ini akan berasal dari pembukaan dua tambang timah onshore di pulau Bangka dan Belitung. Lalu penambahan tambang offshore timah perseroan dan target pengoperasian fuming plant. Ketiganya akan teralisasi pada kuatal II-2018, hingga produksi akan naik minimal diangka 6,7% menjadi 32.000 ton tahun ini.
Walau pun PT Timah sendiri menargetkan produksi berkisar 36.705 metrik ton (mt), tahun 2018. Dengan asumsi rata – rata harga jual US$ 21.000/mt, produksi akan naik 15 sampai 20 persen dari produksi tahun lalu. Menurut Sekretaris Perusahaan PT Timah Amin Haris Sugiarto, perusahan akan berupaya mencapai pendapatan dua digit di 2018. “Kami targetkan pendapatan Rp 10,7 triliun,” ujarnya.
Hingga kuartal III-2017 mayoritas produksi berasal dari tambang lepas pantai (offshore), berkisar 56 persen. Namun di 2018 tambang darat (onshore) akan lebih dimaksimalkan, karena biaya produksi lebih rendah dari tambang lepas pantai. Mengingat permintaan timah dari industri elektronik tahun ini meningkat, harga timah akan bertahan pada US$ 21.000/mt.
Stefanus Darmagiri, analis Danareksa Sekuritas memprediksi hal tersebut dalam beberapa laman beberapa waktu lalu. “Harga komoditas timah akan stabil untuk beberapa waktu ke depan. Rata-rata harga timah akan berada di level US$ 21.000/mt tahun ini. Angka ini masih akan bertambah jadi sekitar US$ 22.000/mt di 2019,” tulisnya dalam riset yang dipublis 15 Januari 2018.
Di kuartal III-2017, PT Timah meraih laba bersih Rp 300,57 miliar. Angka ini melonjak 493,37% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 50,65 miliar. Perusahaan ini membukukan pendapatan Rp 6,62 triliun pada kuartal III-2017. Angka tersebut berasal dari penjualan logam timah dan tin solder senilai Rp 5,92 triliun. Lalu penjualan tin chemical Rp 529,83 miliar.
Sebelumnya PT Timah merilis kegiatan eksplorasi di bulan Desember 2017, dikeluarkan dana Rp 181,93 miliar terdiri dari biaya operasional sebesar Rp 126,58 miliar dan biaya investasi sebesar Rp 55,36 miliar. Selain sumber daya terukur, terdapat sumber daya tereka (inferred) dan tertunjuk (indicated).
Hasil eksplorasi di laut, masing sebesar 20 ton sumber daya tereka dan 218 ton sumber daya tertunjuk. Di dara sumber daya tereka, 87 ton dan sumber daya tertunjuk mencapai 12.327 ton. Sementara sumber daya terukur di laut, 11.011 ton dan di darat mencapai 19.117 ton. “Perusahaan menemukan sumber daya cukup banyak baik di laut dan darat,” tambah Amin. (riz)