Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Bus sekolah bantuan corporate social responsibility (CSR) dari pelaku usaha, sepertinya terkendala biaya operasional. Tahun 2018, biaya operasional memang masih dianggarkan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Tahun ini tidak lagi diianggarkan, karena menjadi beban Kabupaten di mana mobil beroperasi.
Bus sekolah berwarna kuning dengan kapasitas 40 orang tadi senilai Rp 700, sejak kuartal II 2018 telah beroperasi. Kepala Dishub Babel KA Tajuddin kepada media ini mengatakan tahun 2018 biaya operasional masih di Dishub. “Saat rapat dengan DPRD pertimbangan mereka sebaiknya berbagi,” bukanya.
Dalam pembahasan anggaran dijelaskan dewan, karena Pemerintah Provinsi telah menyalurkan bus. Biaya operasional bus tadi dibebankan kepada kepada APBD Kabupaten. Bahkan disampaikan Tajuddin, Pemerintah Kabupaten telah siap mengalokasikan dana operasi bus sekolah itu. “Tidak ada lagi masalah sebenarnya, mereka sudah tahu harus anggarkan,” terang Tajuddin.
Rinto sejak mulai beroperasi, Agustus 2018, telah menjadi supir Bus Sekolah Bantuan CSR trayeknya SMK, SMP, Pal 9 dan Muntok. Keluh kesal ia sampaikan, karena gaji Januari – April 2019 belum juga cair. Biasanya ia akan mendapat gaji Rp 2,2 juta perbulan. “Iya kalau tahun kemarin masih dianggarkan. Memang gaji dari kita tahun ini anggarannya di lokasi bus beroperasi,” jawab Tajuddin.
Tajuddin menambahkan jika program bus sekolah bagi pelajar di berbagai pelosok Babel. Kebutuhan minimal adalah 60 unit mobil, sehingga tiap Kabupaten dilayani 10 bus. Program ini ditujukan kepada semua pelaku usaha, bukan hanya mereka yang di sektor tambang. Hanya saja sampai saat, jumlah armada bus tidak pernah bertambah. “Ini program Gubernur diawal menjabat,” tambah Tajuddin.














