SEPUTARBABEL.COM, PANGKALPINANG – Lurah Kelurahan Asam bersama Kepala Sekolah SDN 69 dan warga akhirnya mendatangi lokasi peternakan babi yang diketahui milik Simanjuntak, Kamis (12/04/2018) siang.
Kedatangan Lurah Kampung Asam tidak lain adalah menemui pemilik peternakan untuk mencari solusi permasalahan limbah dihasilkan dari peternakan babi milik Simanjuntak yang telah meresahkan warga sekitar maupun pihak sekolah.
Lurah Kelurahan Kampung Asam, Sudarmono saat ditemui Radar Bangka mengatakan, limbah yang dihasilkan dari ternak babi tersebut merupakan limbah perternakan dari lingkungan kecil.
“Kebetulan orang tidak mampu dengan hal ini kita tindak lanjuti dengan kepala dingin beda dengan perusahaan, kalau perusahaan pasti akan kita cabut izinnya. Kalo masalah limbah yang telah meresahkan orang banyak ini harus kita musyawarah dulu, ” katanya.
Ditempat yang sama, salah satu warga bernama Lena yang ikut mendatangi lokasi peternakan menjelaskan, limbah/kotoran dari ternak milik Simanjuntak ini sangat mengganggu sekali. Tap hari mengeluarkan aroma yang tidak sedap, apalagi kalau sesudah hujan, aroma baunya sangat tak sedap.
“Kita maunya tidak ada lagi yang namanya ada ternak babi di sini. Selain mengeluarkan aroma yang tak sedap, kami juga tidak mau terkena penyakit yang di sebabkan dari hewan tersebut,” ungkapnya.
Kepala sekolah SDN 69 Pangkalpinang, Rumondang Siahaan mengungkapkan, aroma bau yang tak sedap ini memang sangat menggangu sekali, apalagi letak wilayah sekolah dengan lokasi peternakan milik Simanjuntak sangat dekat dengan sekolah.
“Ini sangat menggangu kegiatan belajar di sekolah. Kita dari pihak sekolah prihatin kepada guru pengajar apalagi dampaknya terhadap murid didik,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemilik Peternakan Babi, Simanjuntak saat ditemui langsung di lokasi ternak menegaskan, dasarnya apa? kan duluan saya yang tinggal disini sebelum sekolah dibangun. kenapa sudah tau disini ada ternak, bangun sekolah di sini.
“Jika ini ditutup kita dapat makan dari mana. Karena dari hasil ternak ini penghasilan saya pertahun sekitar 12 juta. Jika pemerintah bisa memberi solusi saya akan siap tutup usaha ini,” pungkasnya.