PT Timah Kembangkan Pengolahan Timah Kadar Rendah

Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Peleburan timah (smelter tin) milik PT Timah Tbk hanya mampu memproduksi logam timah dengan kadar timah (Sn) minimal 70 %. Guna mengoptimalkan produksi logam, sekaligus memaksimalkan harga pokok penjualan. Anggota holding BUMN Pertambangan ini akan mengembangkan Smelter Tin kadar rendah, sehingga mampu memaksimalkan produksi biji timah dari kemitraan perusahaan dengan masyarakat.  

Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Emil Ermindra memastikan langkah perusahaan tersebut menjadi nilai positif bagi perkembangan perusahaan berkode samah TIN ini. Karena dengan membangun teknologi smelter tin kadar rendah berkapasitas 35000 ton pertahun, akan menambah meningkatnya performa keuangan perusahaan dalam jangka panjang.

“PT Timah sedang mempersiapkan membangun smelter ausmelt agar mampu memproses bijih timah kadar rendah dengan kapasitas produksi 35.000 ton per tahun. Pada tahun ini, TINS mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 2,58 triliun, yang mana sebesar Rp 565 miliar dialokasikan untuk anak perusahaan, dan sisanya untuk PT Timah Tbk,” tulis salah satu laman media lokal mengutip Emil.

Dalam publikasi laporan keuangan PT Timah mengucurkan Rp 635 miliar untuk meningkatkan produksi logam, untuk pengembangan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi mengucurkan dana Rp 823 miliar dan untuk sarana penunjang produksi Rp 243 miliar. Sebagai catatan, PT Timah punya lokasi peleburan di Muntok, Bangka Barat dengan kapasitas 42.000 metrik ton (Mt) dalam setahun, dan peleburan di Kundur dengan produksi 12.000 Mt pertahun.

Emil menjelaskan peningkatan kapasitas proses produksi logam timah, dengan menambah jumlah tanur, mengoptimalkan produksi tanur dan memproduksi logam dari smelter tin kadar rendah. Tentu smelter tin kadar rendah akan sangat membantu maksimalnya produksi logam dari biji timah hasil kemitraan dengan masyarakat sekitar tambang. Produksi biji timah dari tambang rakyat di lokasi tambang perusahaan ini memang berkadar dibawah tambang induk. mmemang be smelter tin milik mereka.

dilakukan dengan tiga cara, pertama dengan menambah jumlah tanur yang beroperasi. Saat ini jumlah tanur yang beropersai sebanyak 3 tanur dan bakal ditambah menjadi 4 hingga 5 tanur.  “Kedua, kita menerapakan sistem fuming dengan kapasitas produksi 8.500 ton per tahun untuk dapat memproses terak timah yang dihasilkan dari residu proses konvensional. Sistem fuming ini akan mulai di pertengah tahun ini,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *