Seputarbabel.com, Jakarta – PT Timah Tbk memang sedang mengembangkan Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth, dari mineral ikutan timah yakni monasit. Peluang mengolah monasit sebagai bahan radioaktif menjadi LTJ, merupakan langkah pengembangan hilirisasi produk selain dari timah.
Dikutip dari laman kontan Selasa (18/6/2019) , Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Trenggono Sutioso telah menggandeng strategic partner untuk mengembangkan LTJ menjadi produk yang lebih hilir. Yakni untuk bahan baku magnet permanen, cat anti radar untuk kapal dan logam panduan. “Pengolahan akan dikembangkan untuk menghasilkan senyawa tanah jarang,” jelasnya di laman kontan.
Menyadari semakin tingginya kebutuhan pasar akan LTJ, PT Timah terus berupaya mempercepat dan berinovasi dalam hilirisasi produk logam tanah jarang. Dipastikan pabrik pengolahan akan dilakukan di pulau Bangka. “Sedang finalisasi Feasibility Study (FS) dan desain pabrik pengolahan,” kata Trenggono kepada kontan.
Dikatakan Trenggono cadangan produk mineral monasit jumlahnya cukup signifikan. Nantinya jika proyek konstruksi berjalan lancar, PT Timah berencana menggunakan produk senyawa RE Carbonat yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. “Tentu kita akan lakukan pengembangan lebih lanjut untuk produk yang lebih hilir,” ujarnya.
Masih dari laman kontan, Trenggono belum mau merinci seputar besaran investasi proyek tersebut dan kapasitas produksi yang direncanakan. Namun, ditargetkan konstruksi dapat dimulai pada awal tahun depan. Trenggono menyinggung soal dukungan peraturan dari pemerintah. “Pengolahan monasit yang merupakan radioaktif jelas butuh dukungan peraturan,” tambahnya.