Pengajuan program Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) PT Timah Tbk, diajukan pemerintah desa (Pemdes) Bangka Kota akhir tahun 2019 lalu. Martini (67) selama 10 tahun terakhir tinggal di rumah papan, tidak punya wc dan hampir roboh. Sejak suaminya Tarmizi, seorang pensiunan guru meninggal 1999, ia pun tinggal seorang diri di rumah berbalut kayu tanpa wc.
Farizandy-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seputarbabel.com, Bangka Selatan.
Penyerahan rumah baru dilakukan Kabid Bina Lingkungan (BL) Divisi CSR PT Timah Tbk, Mohamad Ridhwan, mewakili Kadiv CSR PT Timah Tbk Rendy Kurniawan. Martini menerima simbolis didampingi Kades Bangka Kota Kurniawan. Rumah papan hampir rubuh, di RT 6 Dusun I, Bangka Kota, Simpang Rimbah milik Martini kini telah diratakan.
Menurut Kabid Komunikasi PT Timah Anggi Siahaan, hari ini menjadi bentuk lain keperdulian PT Timah memperingati hari guru nasional. Juga tetap menggunakan protokol kesehatan, kegiatan hari ini adalah bentuk komitmen PT Timah dengan kewajibannya. “Rumah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat, kita berupaya membantu RTLH atau yang kita sebut dengan rumah sehat yang dibangun lengkap dengan sanitasinya,” paparnya.
Komitmen mewujutkan rumah tinggal layak huni bagi masyarakat dilakukan PT Timah Tbk. Kali ini janda tua Martini warga Bangka Kota, penerimanya adalah janda pensiunan guru. Selain penyerahan, bertepatan dengan hari guru nasional, juga dilakukan perobohan bersama rumah lama Martini sebagai bagian acara.
Martini mengaku selama ini, memang rumahnya hampir roboh dan bersyukur sebelum menimpah dirinya lewat program RTLH PT Timah kini ia punya rumah baru. Rumah dengan kamar mandi, ruang tamu dan kamar utama, serta punya kwh listrik 900 watt. “Memang bersyukur sebelum roboh sudah dibantu PT Timah rumah baru,” katanya di teras rumah barunya.
Sebelumnya, Martini bertemu dengan suaminya sejak 1977 tinggal di Desa Bangka Kota. Ia memang dari rantau, sehingga hilang kontak dengan keluarga dan tidak diketahui keberadaan anak – anaknya. Menurut kabar, anak – anaknya tidak berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). “Tinggal di rumah papan ini sudah sejak 1989 bersama suami pensiunan guru,” ceritanya.
Dari keterangan tetangga Martini, pensiunan suaminya tidak sampai Rp 1 juta. Itu pun untuk mengkridit tanah dimana mereka tempati 1989, belakang sejak ditinggal suami, janda ini memang tidak punya penghasilan untuk merenovasi rumah. “Almahdulillah, syukurlah ada PT Timah, semoga PT Timah maju terus,” sambungnya.